Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - CALIFORNIA. Aliansi Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan kembali menegaskan komitmen mereka untuk menjaga keamanan kawasan menyusul peluncuran satelit mata-mata Korea Utara pada hari Rabu (31/5).
Meskipun gagal mencapai tujuan, namun aktivitas militer baru Korea Utara itu sepertinya cukup membuat ketiga negara was-was.
Presiden AS, Joe Biden, pada hari Kamis (1/6) mengatakan aliansi mereka akan memperkuat kerjasama untuk mencegah berkembangnya ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara.
Baca Juga: AS Serukan Pertemuan PBB untuk Bahas Upaya Peluncuran Satelit Korea Utara
"Di Indo-Pasifik, kami memperdalam aliansi dan kerja sama trilateral kami dengan Jepang dan Republik Korea (Korea Selatan)," kata Biden saat berpidato di kelas kelulusan Akademi Angkatan Udara AS di Colorado, dikutip Yonhap.
Secara terbuka Biden juga mengatakan AS bersama dengan Jepang dan Korea Selatan siap menghadapi ancaman yang datang dari Korea Utara.
"Kami sekarang berbicara bersama, bekerja sama untuk meningkatkan pencegahan terhadap ancaman di kawasan, termasuk dari Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara)," lanjut Biden.
Baca Juga: Satelit Mata-Mata Korea Gagal Mencapai Tujuan dan Jatuh di Laut Kuning
Peluncuran Satelit Mata-mata Korea Utara
Korea Utara akhirnya meluncurkan satelit mata-mata militer pertama mereka pada hari Rabu. Sayangnya, satelit jatuh ke Laut Kuning karena adanya kendala pada mesin fase kedua dari roket peluncurnya.
"Roket Chollima-1 yang membawa satelit pengintaian militer Malligyong-1 jatuh ke laut karena start mesin tahap kedua yang (beroperasi) tidak normal. Peluncuran kedua akan dilakukan sesegera mungkin," ungkap KCNA, dikutip Yonhap.
Baca Juga: Janji Adik Kim Jong Un: Korea Utara Akan Meluncurkan Banyak Satelit Mata-Mata
Kepala Staf Gabungan Seoul (JCS) mengatakan, pihaknya mendeteksi bahwa peluncuran satelit mata-mata Korea Utara itu dilakukan di Tongchang-ri, pantai barat negara tersebut.
Setelah mengalami masalah mesin, proyektil jatuh ke perairan sekitar 200 km dari barat pulau Eocheong yang ada di barat daya Korea Selatan.
AS mengecam peluncuran roket tersebut karena diketahui menggunakan teknologi yang sama yang digunakan dalam rudal balistik, jenis rudal yang dilarang untuk dikembangkan oleh Korea Utara di bawah berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB.
Pertemuan Dewan Keamanan PBB pun telah dilakukan untuk membahas aksi Korea Utara Tersebut.