kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -1.000   -0,07%
  • USD/IDR 15.935   10,00   0,06%
  • IDX 7.327   130,75   1,82%
  • KOMPAS100 1.120   21,42   1,95%
  • LQ45 884   14,25   1,64%
  • ISSI 223   3,07   1,39%
  • IDX30 452   7,34   1,65%
  • IDXHIDIV20 542   7,51   1,40%
  • IDX80 128   2,15   1,70%
  • IDXV30 131   2,15   1,67%
  • IDXQ30 150   2,26   1,53%

AS Kirim Bantuan Senjata Senilai US$725 Juta untuk Ukraina, Ini Daftar Lengkapnya


Rabu, 04 Desember 2024 / 16:01 WIB
AS Kirim Bantuan Senjata Senilai US$725 Juta untuk Ukraina, Ini Daftar Lengkapnya
ILUSTRASI. Amerika Serikat kembali menunjukkan dukungannya terhadap Ukraina dengan mengumumkan paket bantuan militer senilai US$725 juta


Sumber: Newsweek | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat kembali menunjukkan dukungannya terhadap Ukraina dengan mengumumkan paket bantuan militer senilai US$725 juta.

Langkah ini dilakukan oleh Presiden Joe Biden menjelang akhir masa jabatannya, menegaskan komitmennya untuk memperkuat kemampuan Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia yang terus berlanjut.

Rincian Paket Bantuan Militer

Paket bantuan terbaru ini mencakup sejumlah peralatan militer penting yang sangat dibutuhkan oleh Ukraina, seperti:

  • Amunisi untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS)
  • Peluru artileri kaliber 155 mm dan 105 mm
  • Rudal untuk Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Canggih Nasional (NASAMS)

Baca Juga: Joe Biden Ampuni Penuh Putranya yang Terjerat Kasus Pelanggaran Pajak

  • Rudal Stinger untuk sistem pertahanan udara portabel
  • Rudal anti-armor Javelin dan AT-4
  • Sistem peluncuran tabung, pelacakan optik, kawat terpandu (TOW)
  • Munisi Counter-Unmanned Aerial Systems (c-UAS)
  • Tambang darat non-persisten yang dapat menonaktifkan diri setelah periode tertentu
  • Sistem Udara Tak Berawak (UAS)
  • Senjata kecil dan amunisi
  • Peralatan penghancur dan munisi
  • Peralatan untuk melindungi infrastruktur nasional yang kritis
  • Suku cadang, peralatan tambahan, layanan, pelatihan, dan transportasi.

Fokus pada Pertahanan Ukraina

Langkah ini menjadi bagian dari gelombang bantuan keamanan yang diumumkan oleh Biden selama kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke Gedung Putih pada musim gugur lalu.

Menjelang akhir masa jabatannya, Biden telah memerintahkan Departemen Pertahanan untuk mengalokasikan seluruh anggaran bantuan keamanan yang tersisa untuk Ukraina.

Bantuan ini juga mencakup persetujuan untuk serangan jarak jauh Ukraina ke wilayah Rusia menggunakan sistem rudal taktis buatan AS, meski sebelumnya sempat ditolak karena kekhawatiran akan pembalasan dari Rusia.

Baca Juga: Kim Jong Un: Rusia Berhak Membela Diri terhadap Ukraina

Tantangan di Tengah Perubahan Kepemimpinan

Namun, masa depan bantuan AS untuk Ukraina berada dalam ketidakpastian.

Presiden terpilih Donald Trump, yang akan dilantik pada Januari mendatang, telah menyatakan niatnya untuk menghentikan bantuan militer kepada Ukraina dan berjanji mengakhiri perang dalam 24 jam, tanpa memberikan rincian spesifik tentang rencananya.

Amerika Serikat saat ini menyumbang sekitar 50% dari total bantuan militer yang diterima Ukraina, dengan lebih dari $60 miliar telah diberikan sejak Februari 2022.

Kondisi Terkini di Medan Perang

Di medan perang, Rusia terus menunjukkan kemajuan signifikan di wilayah timur Ukraina. Pasukan Moskow berhasil merebut Avdiivka pada Februari, serta memperluas kendali mereka ke wilayah barat Donetsk, termasuk Toretsk, Pokrovsk, dan Vuhledar.

Pada akhir Oktober, Rusia juga menguasai beberapa pemukiman strategis di Donetsk dan wilayah Kharkiv timur laut. Ancaman terbaru diarahkan pada kota kunci Velyka Novosilka, yang menjadi perhatian para pengamat internasional.

Baca Juga: Ketidakpastian Masih Tinggi, Investor Disarankan Wait and See

Tekanan terhadap Ukraina

Di tengah kemajuan Rusia, Ukraina menghadapi tantangan untuk mempertahankan jumlah pasukan militer yang memadai. Tingginya tingkat desersi selama tahun 2024 menunjukkan tekanan besar pada angkatan bersenjata Ukraina.

Pemerintah bahkan mempertimbangkan untuk menurunkan usia mobilisasi menjadi 18 tahun guna mempercepat perekrutan personel militer baru.

Namun, kritik muncul mengenai ketidaksesuaian antara kebutuhan di medan perang dan pengiriman bantuan militer dari negara-negara Barat. Dmytro Lytvyn, penasihat komunikasi Zelensky, menyatakan bahwa keterlambatan dalam pengiriman peralatan membuat Ukraina kesulitan untuk mempersenjatai pasukan yang telah dimobilisasi.

Selanjutnya: Harga Pangan NTB : Kedelai, Cabai, dan Daging Ayam, Rabu (4/12)

Menarik Dibaca: Mau Investasi Emas, Kini Bisa Lewat BSI Gold



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×