kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS klaim banyak negara Arab yang akan mendukung normalisasi hubungan UEA-Israel


Senin, 31 Agustus 2020 / 15:37 WIB
AS klaim banyak negara Arab yang akan mendukung normalisasi hubungan UEA-Israel
ILUSTRASI. Bendera UEA dan Israel. REUTERS/Nir Elias


Sumber: Arab News | Editor: Handoyo .

Berbicara di radio publik Kan Israel pada hari Minggu, Menteri Kerjasama Regional Israel Ofir Akunis mengatakan Israel berharap untuk mengadakan upacara penandatanganan di Washington untuk kesepakatan UEA pada pertengahan September.

Baca Juga: Iran akhirnya izinkan badan pengawas nuklir PBB mengakses situs rahasia nuklir Iran

Di Tepi Barat yang diduduki Israel, Hanan Ashrawi, anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan Kushner dan timnya "berusaha keras untuk meyakinkan sebanyak mungkin pemimpin Arab dan Muslim" untuk menghadiri acara penandatanganan Gedung Putih dan memberikan Trump dorongan menjelang pemilihan presiden AS 3 November.

"Mereka akan menjadi penyangga dengan latar belakang tontonan yang tidak berarti untuk kesepakatan konyol yang tidak akan membawa perdamaian ke wilayah tersebut," kata Ashrawi.

Pada hari Sabtu, UEA mengumumkan akan membatalkan boikot ekonominya terhadap Israel. Pejabat dari kedua negara mengatakan mereka sedang mencari kerja sama di bidang pertahanan, kedokteran, pertanian, pariwisata, dan teknologi.

Netanyahu mengatakan kepada wartawan bahwa menghapus "boikot anakronistik" membuka pintu bagi perdagangan, pariwisata, dan investasi yang "tak terkendali".

Pernyataan yang dikeluarkan oleh UEA dan Israel pada hari Minggu mengatakan menteri negara UEA dan menteri pertanian Israel berbicara melalui telepon pada hari Jumat dan "berjanji untuk berkolaborasi dalam proyek-proyek yang menangani ketahanan pangan dan air."

Baca Juga: Pesawat tempur Israel menyerang pos Hezbollah di Lebanon

UEA, negara gurun, bergantung pada impor untuk sekitar 80 persen hingga 90 persen makanannya, dan telah sangat mendorong investasi dalam beberapa tahun terakhir dalam teknologi pertanian dan investasi lahan pertanian di luar negeri.




TERBARU

[X]
×