kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,02   3,68   0.41%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS, Korsel, dan Jepang Bentuk Tim Khusus untuk Lawan Ancaman Siber Korut


Senin, 06 November 2023 / 12:56 WIB
AS, Korsel, dan Jepang Bentuk Tim Khusus untuk Lawan Ancaman Siber Korut
ILUSTRASI. Bendera Korea Utara berkibar di samping kawat berduri di kedutaan Korea Utara di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 Maret 2017. REUTERS/Edgar Su


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang sepakat untuk membentuk tim khusus demi menghadapi ancaman siber dari Korea Utara. Ketiga negara besar ini yakin Korea Utara menggunakan aktivitas siber untuk mendanai program militernya.

Kantor Kepresidenan Korea Selatan pada hari Senin (6/11) mengatakan bahwa ketiga negara setuju meluncurkan kelompok konsultasi tingkat tinggi untuk melawan Pyongyang.

Dijelaskan bahwa Anne Neuberger, wakil penasihat keamanan nasional AS untuk dunia maya dan teknologi baru, mengadakan pembicaraan dengan rekan-rekannya dari Korea Selatan dan Jepang di Washington minggu lalu.

Baca Juga: AS Bakal Buat Bom Nuklir yang 24 Kali Lebih Kuat dari Bom yang Dijatuhkan di Jepang

Tim ini nantinya akan mengadakan pertemuan triwulanan di bawah kerangka baru. 

"Hal ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan respons efektif ketiga negara terhadap ancaman dunia maya global, termasuk bersama-sama melawan aktivitas dunia maya Korea Utara yang disalahgunakan sebagai sumber utama pendanaan program nuklir dan senjata pemusnah massal," ungkap Kantor Kepresidenan Korea, dikutip Reuters.

Program ini lahir setelah para pemimpin ketiga negara bertemu dalam KTT di Camp David pada bulan Agustus lalu.

Baca Juga: Kim Jong Un Diduga Untung Besar dari Bisnis Senjata dengan Rusia

Saat itu disepakati bahwa mereka akan membentuk kelompok kerja trilateral baru untuk ancaman dunia maya di Korea Utara.

Pengamat dari tiga negara tersebut menuduh Korea Utara menggunakan serangan siber untuk mengumpulkan dana bagi program nuklir dan rudalnya.

Dugaan tersebut juga didukung oleh sebuah laporan PBB yang mengatakan Korea Utara meningkatkan pencurian mata uang kripto tahun lalu. Pyongyang disebut menggunakan teknik canggih untuk mencuri lebih banyak dana pada tahun 2022 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Tuduhan yang terus ada selama beberapa tahun terakhir itu selalu disangkal oleh Korea Utara.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×