Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat menyetujui pemberian bantuan kemanusiaan kepada Gaza senilai US$ 30 juta. Di saat yang sama, banyak pejabat Washington yang masih khawatir tentang keamanan distribusi bantuan tersebut.
AS sebenarnya sudah cukup lama mendukung Yayasan Kemanusiaan Gaza atau Gaza Humanitarian Foundation (GHF) secara diplomatis, tetapi bantuan terbaru kali ini adalah kontribusi keuangan pemerintah AS pertama yang diketahui kepada organisasi tersebut.
Dalam proses distribusinya, GHF mendapatkan bantuan dari perusahaan militer dan logistik swasta AS untuk mengangkut bantuan ke Gaza.
GHF bekerja di Gaza dengan firma logistik nirlaba, Safe Reach Solutions, yang dipimpin oleh mantan perwira CIA, dan kontraktor keamanannya, UG Solutions, yang mempekerjakan veteran militer AS yang bersenjata.
Baca Juga: Bukan Cuma Palestina, Ini 5 Negara yang Diserang Israel Sejak 2023
Berdasarkan pantauan Reuters, dokumen tentang bantuan AS ke Gaza senilai US$ 30 juta tersebut disahkan pada hari Jumat (20/6) berdasarkan "arahan prioritas" dari Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS.
Dokumen tersebut menunjukkan bahwa hibah Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) senilai US$ 30 juta untuk GHF. Dokumen tersebut menunjukkan pencairan awal sebesar US$ 7 juta telah dilakukan.
Sayangnya, semua pihak yang terlibat dalam proses bantuan ini belum memberikan keterangan resmi.
Baca Juga: Serangan Terbaru Israel di Gaza Tewaskan 140 Orang dalam 24 Jam
Menurut sumber yang dihubungi oleh Reuters, dalam menyetujui pendanaan AS untuk GHF, Departemen Luar Negeri membebaskan yayasan tersebut dari audit yang biasanya diperlukan untuk kelompok yang menerima hibah USAID untuk pertama kalinya.
Salah satu sumber mengatakan, audit semacam itu biasanya akan memakan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Beberapa pejabat AS menolak memberikan dana negara kepada GHF karena khawatir akan adanya kekerasan di dekat lokasi penyaluran bantuan. Mereka melihat GHF masih belum berpengalaman dalam operasi bantuan.
Sejak Israel mencabut blokade bantuan selama 11 minggu di Gaza pada tanggal 19 Mei, PBB mengatakan lebih dari 400 warga Palestina telah tewas saat mencari bantuan dari operasi PBB dan GHF.
Tonton: Iran Pertimbangkan untuk Membalas Serangan AS terhadap Situs Nuklir Fordow