Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Raksasa chip asal Amerika Serikat (AS) Nvidia menghadapi tekanan baru dari kebijakan ekspor Negeri Paman Sam.
Perusahaan menyatakan akan mencatat beban hingga US$ 5,5 miliar setelah pemerintah AS membatasi ekspor chip H20—produk andalan Nvidia untuk pasar China.
Dalam keterangannya, Nvidia menyebut Departemen Perdagangan AS telah memberi tahu bahwa chip H20 kini membutuhkan lisensi ekspor sejak 9 April 2025.
Baca Juga: CEO AMD: Siap Produksi Chip di Pabrik TSMC Arizona, Komitmen Perluas Server AI di AS
“Pada 14 April, kami diberi tahu bahwa pembatasan tersebut akan diberlakukan secara permanen,” ujar manajemen Nvidia dalam pengajuan ke regulator, dikutip Reuters, Selasa (15/4).
Pembatasan ini menjadi pukulan telak bagi Nvidia. Sebab, chip H20 adalah satu-satunya produk kelas atas yang masih bisa dijual ke China setelah AS memberlakukan kontrol ekspor ketat terhadap chip AI sejak 2022.
H20 dirancang khusus agar sesuai dengan ambang batas regulasi AS, namun tetap cukup kuat untuk mendukung kebutuhan AI China, terutama pada tahap inference.
Ini adalah proses di mana AI memberikan respons ke pengguna dan menjadi bagian terbesar dalam pasar chip AI global saat ini.
CEO Nvidia Jensen Huang sebelumnya mengatakan bahwa perusahaannya "sangat siap mendominasi pasar inference, yang akan menjadi fase berikutnya dari revolusi AI."
Baca Juga: CEO Nvidia Bakal Pertahankan Dominasi AI di Tengah Ketatnya Persaingan
Namun otoritas AS khawatir bahwa kemampuan konektivitas tinggi chip H20—terutama dalam menghubungkan memori dan chip pemrosesan lainnya—bisa disalahgunakan untuk membangun superkomputer di China.
“Setidaknya satu pembeli, Tencent, telah memasang H20 dalam fasilitas pelatihan model besar. Ini kemungkinan besar melanggar pembatasan ekspor yang berlaku,” tulis Institute for Progress, think tank di Washington D.C., dalam laporannya, Selasa (15/4).
Reuters sebelumnya melaporkan bahwa perusahaan seperti Tencent, Alibaba, dan ByteDance ramai-ramai memborong chip H20 dari Nvidia.
Pasalnya, startup AI lokal seperti DeepSeek tengah mendorong pengembangan model generatif berbiaya rendah yang haus chip.
Saham Nvidia langsung merosot sekitar 6% dalam perdagangan after-hours akibat kabar ini.
Baca Juga: Alphabet dan Nvidia Suntik Dana ke Startup AI Baru SSI Besutan Co-Founder OpenAI
Yang menarik, pengumuman pembatasan datang hanya sehari setelah Nvidia mengumumkan rencana investasi jumbo senilai US$ 500 miliar untuk membangun server AI di AS dalam empat tahun ke depan.
Proyek ini dilakukan bersama mitra seperti TSMC dan sejalan dengan dorongan administrasi Trump untuk mendorong produksi dalam negeri.