Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. CEO Nvidia, Jensen Huang, dijadwalkan tampil dalam konferensi pengembang perangkat lunak tahunan perusahaan minggu ini untuk menegaskan dominasi Nvidia di sektor chip, yang kini bernilai hampir US$ 3 triliun.
Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya tekanan pada pelanggan utama perusahaan untuk menekan biaya kecerdasan buatan (AI).
Konferensi tersebut diadakan setelah perusahaan China, DeepSeek, menarik perhatian dengan chatbot yang diklaim membutuhkan daya komputasi lebih sedikit dibandingkan pesaingnya.
Baca Juga: CEO Nvidia Jensen Huang Tak Pernah Memakai Jam Tangan, Alasannya Sederhana...
Hal ini memicu penurunan saham Nvidia di mana penjualan chip berharga tinggi telah berkontribusi terhadap lonjakan pendapatan Nvidia hingga lebih dari empat kali lipat dalam tiga tahun terakhir, mencapai US$ 130,5 miliar.
Dalam acara tersebut, Nvidia diperkirakan akan mengumumkan rincian sistem chip terbaru bernama Vera Rubin, yang dinamai berdasarkan astronom Amerika pelopor konsep materi gelap. Chip ini dijadwalkan untuk diproduksi massal akhir tahun ini.
Pengumuman ini muncul meskipun chip pendahulunya, yang dinamai berdasarkan matematikawan David Blackwell dan diumumkan tahun lalu, baru mulai beredar di pasaran setelah mengalami penundaan produksi.
Nvidia saat ini mendominasi pasar pelatihan AI dengan pangsa lebih dari 90%, namun menghadapi persaingan ketat di segmen "inferensi".
Baca Juga: Ini Isi Pembicaraan Video Call CEO Nvidia di Jakarta dengan Presiden Prabowo di Peru
Inferensi melibatkan penggunaan model AI untuk menghasilkan jawaban bagi pengguna, dan efisiensi dalam proses ini akan menentukan besarnya pangsa pasar yang berhasil diraih oleh pesaing Nvidia.
Persaingan Ketat di Pasar Inferensi
Komputasi inferensi meliputi berbagai perangkat, mulai dari ponsel pintar hingga pusat data. Beberapa perusahaan rintisan di Silicon Valley serta pesaing lama seperti Advanced Micro Devices berupaya menciptakan chip yang lebih hemat biaya dan energi.
"Mereka memiliki palu, dan mereka hanya membuat palu yang lebih besar," kata Bob Beachler, Wakil Presiden Untether AI. Ia menyoroti dominasi Nvidia di pasar pelatihan dan tantangan untuk menyaingi chip terbaru mereka.
Baca Juga: CEO Nvidia Jensen Huang Akui Gugup Berbicara di Depan Umum, Dia Tidak Sendirian
Namun, Nvidia menilai bahwa AI jenis baru, yaitu "penalaran", akan memberikan keuntungan. Dalam proses ini, chatbot memikirkan beberapa baris teks, membacanya kembali, dan merenungkannya untuk menghasilkan jawaban yang lebih baik. Proses ini membutuhkan daya komputasi besar, yang menjadi kekuatan chip Nvidia.
Jay Goldberg, CEO D2D Advisory, mengatakan bahwa pasar inferensi berpotensi menjadi lebih besar dari pelatihan. "Meski pangsa pasar mereka bisa menurun, total ukuran pasar dan pendapatan bisa jauh lebih besar," ujarnya.
Ekspansi ke Komputasi Lain
Nvidia juga berencana memperluas teknologi AI ke bidang lain, termasuk robotika dan komputasi kuantum. Pada Januari lalu, komentar Huang tentang keterlambatan teknologi kuantum mempengaruhi saham perusahaan yang terkait dengan teknologi tersebut.
Hal ini mendorong Nvidia untuk mengalokasikan satu hari konferensi guna membahas perkembangan industri kuantum dan rencananya.
Baca Juga: CEO Nvidia Jensen Huang Jual Saham Besar-besaran Setiap Hari, Investor Cemas
Selain itu, Nvidia melanjutkan upaya pengembangan chip prosesor pusat untuk komputer pribadi, yang pertama kali diungkapkan pada Januari. Analis independen Maribel Lopez mengatakan bahwa langkah ini bisa "menggerogoti sisa pasar Intel".
Jensen Huang dijadwalkan menyampaikan pidato utama pada hari Selasa, yang diperkirakan akan memberikan gambaran lebih luas mengenai arah strategis Nvidia ke depan.