Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan saham dalam jumlah besar oleh CEO Nvidia, Jensen Huang menarik perhatian setelah laporan mengungkap bahwa ia menjual sekitar US$ 14 juta saham hampir setiap hari.
Keputusan Huang untuk menjual saham menimbulkan pertanyaan di kalangan investor, terutama karena penjualan ini dilakukan setelah harga saham Nvidia mengalami lonjakan.
Melansir The Economic Times, Senin (3/2/), lima tahun lalu, kekayaan bersih Huang tercatat sebesar US$ 3,73 miliar, sementara kini telah meningkat menjadi lebih dari US$ 92 miliar, meskipun sempat mencapai puncaknya di US$ 119 miliar awal musim panas ini.
Baca Juga: Orang Terkaya di Dunia Kehilangan Rp 1.746 Triliun Akibat Aksi Jual DeepSeek
Penjualan saham Huang dilakukan melalui rencana perdagangan 10b5-1, yang merupakan skema perdagangan terprogram guna menghindari perdagangan orang dalam.
Meski sesuai dengan prosedur hukum, para investor tetap mempertanyakan alasan di balik penjualan ini, terutama setelah periode kenaikan harga saham yang signifikan.
Pakar tata kelola perusahaan, Nell Minow, menilai bahwa tindakan Huang bisa menjadi sinyal bahwa harga saham Nvidia telah mencapai puncaknya dan mulai menurun.
Baca Juga: Nvidia Menuju Kapitalisasi Pasar US$10 Triliun, Ini Faktor Pendorongnya
"Ini bisa membuat investor bertanya-tanya apakah mereka juga sebaiknya menjual saham mereka. Jika eksekutif tidak memiliki kepercayaan pada saham, mengapa investor harus memilikinya?" ujar Minow.
Penjualan saham oleh Huang bukanlah hal baru. Tahun lalu, ia menjual saham senilai US$ 117 juta, tetapi jumlahnya meningkat drastis pada tahun ini, mencapai US$ 323 juta hanya dalam bulan Juli.
Para analis khawatir bahwa penjualan yang terus berlanjut setelah kenaikan harga saham dapat mengirimkan sinyal negatif kepada pemegang saham.
Meski banyak yang khawatir, James Reda, Direktur Pelaksana di Gallagher’s HR, berpendapat bahwa penjualan saham dalam jumlah kecil seperti yang dilakukan Huang dapat membantu mengurangi dampak pada pasar.
Menurutnya, karena penjualan dilakukan dalam skema 10b5-1 yang transparan, pasar tidak akan terkejut dengan masuknya saham tambahan ke dalam perdagangan.
Baca Juga: Jensen Huang Masuk Daftar Puncak Orang Terkaya Dunia Bersama Musk dan Zuckerberg
Laporan tahun 2024 mengungkap bahwa Huang menerima gaji sebesar US$ 996.514, ditambah penghargaan saham senilai US$ 26 juta dan US$ 4 juta dalam insentif berbasis kinerja, sehingga total kompensasinya mencapai sekitar US$ 34,17 juta.
Sebelum mulai menjual sahamnya musim semi ini, Huang memiliki lebih dari 93 juta saham Nvidia, setara dengan 3,79% kepemilikan perusahaan.
Menurut Minow, kepemilikan saham Huang yang begitu besar menjadi alasan utama mengapa ia terus menjual sahamnya. Ia menyarankan agar Nvidia menerapkan kebijakan "borgol emas," yakni membatasi penjualan saham eksekutif hingga beberapa tahun setelah mereka meninggalkan perusahaan.
Baca Juga: CEO Nvidia Jensen Huang Akui Gugup Berbicara di Depan Umum, Dia Tidak Sendirian
Minow juga menyoroti kurangnya transparansi dalam tata kelola Nvidia. Dari 12 anggota dewan direksi, hanya satu yang memiliki keahlian dalam tata kelola perusahaan. Selain itu, Nvidia belum memiliki rencana suksesi CEO yang jelas, yang dapat menciptakan ketidakpastian bagi investor.
Aalap Shah, Direktur Pelaksana di Pearl Meyer, menegaskan pentingnya perencanaan suksesi bagi perusahaan sebesar Nvidia. Tanpa rencana yang jelas, perusahaan berisiko membuat keputusan tergesa-gesa yang dapat menyebabkan volatilitas pasar.