Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seorang ahli strategi investasi telah mengemukakan prediksi ambisius tentang Nvidia (NASDAQ: NVDA), yang menyarankan bahwa perusahaan ini bisa mencapai kapitalisasi pasar sebesar US$10 triliun.
Meskipun ini adalah target yang sangat berani, hal tersebut tetap bisa tercapai berkat kemajuan berkelanjutan Nvidia di berbagai teknologi baru, lebih dari sekadar peran perusahaan ini di sektor AI (kecerdasan buatan).
Perluasan Horizon Teknologi Nvidia
Nvidia telah lama menjadi pemain utama di industri semikonduktor, terutama di bidang kecerdasan buatan (AI). Namun, menurut ahli strategi investasi Sahy Boloor, Nvidia kini lebih dari sekadar “pengakselerasi AI Generasi Baru.”
Baca Juga: Investor Mayoritas Tesla Jual Saham Senilai US$585.000.000 Akibat Elon Musk
Boloor menyoroti dua inovasi penting—Omniverse dan CUDA Q—yang memperluas jejak Nvidia di berbagai sektor dengan potensi pertumbuhan tinggi, yang bisa menjadi dasar bagi kapitalisasi pasar US$10 triliun.
-
Omniverse: Platform Omniverse milik Nvidia memungkinkan kolaborasi waktu nyata pada proyek 3D, mendukung digital twins, simulasi kendaraan otonom, digitalisasi industri, dan aplikasi AI. Fleksibilitas platform ini di industri seperti manufaktur, otomotif, dan transformasi digital menegaskan posisi Nvidia sebagai pemimpin dalam ruang Metaverse dan simulasi digital.
-
CUDA Q dan Komputasi Kuantum: Selain AI, Nvidia juga membuat langkah signifikan dalam komputasi kuantum. CUDA Q, fitur yang memungkinkan simulasi algoritma kuantum pada GPU sebelum diterapkan ke unit pemrosesan kuantum (QPU) fisik, menjadikan Nvidia sebagai pemain kunci dalam revolusi kuantum yang sedang berkembang. Meskipun CEO Jensen Huang telah menyatakan bahwa komputasi kuantum praktis masih dua dekade lagi, Nvidia sudah membuka jalan untuk kemajuan di bidang ini.
Kapitalisasi Pasar US$10 Triliun yang Ambisius
Pandangan optimis Boloor tentang Nvidia bukanlah satu-satunya. Beberapa analis lain juga telah memberikan prediksi serupa yang optimistis.
Saxo Bank dari Denmark memperkirakan Nvidia bisa menjadi perusahaan pertama yang mencapai kapitalisasi pasar US$7 triliun pada 2025, didorong oleh dominasi Nvidia di sektor AI dan antisipasi besar terhadap chip Blackwell generasi berikutnya.
Sementara itu, analis teknologi Beth Kindig turut menyuarakan prediksi kapitalisasi pasar US$10 triliun, yang diyakini bisa tercapai pada 2030.
Bahkan, James Anderson, seorang investor awal Amazon, percaya Nvidia bisa meraih kapitalisasi pasar sebesar US$50 triliun dalam dekade berikutnya, didorong oleh kepemimpinan perusahaan dalam AI, komputasi kuantum, dan teknologi baru lainnya.
Baca Juga: Para Emiten Ini Ramai-ramai Adopsi AI, Intip Prospek Sahamnya
Tantangan dan Volatilitas
Meskipun optimisme ini, saham Nvidia mengalami volatilitas. Baru-baru ini, saham Nvidia kesulitan mempertahankan harga di atas US$150 per saham, dengan penurunan signifikan hingga mencapai US$133.
Fluktuasi ini menunjukkan tantangan yang dihadapi Nvidia untuk menjaga momentum, terutama karena kompetisi yang semakin ketat di bidang AI dan komputasi kuantum.
Pada 15 Januari, saham NVDA naik sedikit sebesar 1,5%, diperdagangkan di harga US$133,85, mencerminkan optimisme pasar yang hati-hati dan ketidakpastian yang mengiringi jalur masa depannya.