Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Di tengah kesibukannya menyerang Iran, tentara Zionis Israel masih konsisten membantai rakyat Palestina. Serangan terbaru Israel di Gaza menewaskan 140 orang dalam 24 jam.
Kementerian Kesehatan Gaza pada hari Rabu (18/6) melaporkan, setidaknya 40 orang yang tewas selama sehari terakhir akibat tembakan dan serangan udara Israel.
Pada hari yang sama, serangan udara terpisah terhadap rumah-rumah di kamp pengungsi Maghazi, lingkungan Zeitoun dan Kota Gaza menewaskan sedikitnya 21 orang. Lima orang lain juga tewas dalam serangan udara di sebuah perkemahan di Khan Younis di Gaza selatan.
Otoritas kesehatan terkait juga melaporkan 14 orang tewas dalam tembakan Israel terhadap kerumunan warga Palestina yang menunggu truk bantuan yang dibawa oleh PBB di sepanjang jalan Salahuddin di Gaza tengah.
Baca Juga: 10 Orang Terkaya di Israel Tahun 2025, Intip Sumber Kekayaannya
Terkait serangan di Salahuddin, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berdalih bahwa daerah itu memang zona pertempuran aktif. Para penduduk Gaza yang mendekat ke area tersebut pun mereka anggap sebagai ancaman.
Mengutip laporan Reuters hari Selasa (17/6), sebanyak 397 warga Palestina telah kehilangan nyawa saat sedang berusaha mendapatkan bantuan makanan telah tewas. Di saat yang sama, lebih dari 3.000 orang terluka sejak pengiriman bantuan dimulai kembali pada akhir Mei.
Sedikitnya 59 orang terbunuh dalam sebuah serangan tank Israel ke sebuah kerumunan warga Gaza yang sedang berebut bantuan makanan pada hari Selasa.
Saat ini Israel mengizinkan bantuan masuk melalui badan yang mereka setujui, yakni Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF). Badan tersebut telah mengoperasikan beberapa lokasi distribusi di daerah yang dijaga oleh pasukan Israel.
Namun, PBB menolak sistem tersebut karena dianggap tidak memadai, berbahaya, dan melanggar aturan imparsialitas kemanusiaan.
Baca Juga: Tank Israel Tewaskan 59 Warga Gaza yang Sedang Menunggu Bantuan Makanan
Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, mengakui bahwa sistem penyaluran bantuan yang ada saat ini dikerjakan dengan buruk dan menjadi aib bagi kemanusiaan.
"Sistem penyaluran bantuan saat ini adalah aib & noda pada kesadaran kolektif kita," tulis Lazzarini dalam akun X pribadinya.
Program Pangan Dunia PBB, WFP, pada hari Rabu menyerukan peningkatan besar dalam distribusi pangan di Gaza.
WFP mengatakan, 9.000 metrik ton yang telah dikirim selama empat minggu terakhir di Gaza merupakan sebagian kecil dari apa yang dibutuhkan. Situasi ini membuat ancaman kelaparan terus menghantui.
"Ketakutan akan kelaparan dan kebutuhan mendesak akan makanan menyebabkan banyak orang berkumpul di sepanjang rute transportasi umum, dengan harapan dapat mencegat dan mengakses pasokan kemanusiaan. Segala bentuk kekerasan yang mengakibatkan orang-orang yang kelaparan meninggal atau terluka ketika mencari bantuan untuk menyelamatkan nyawa adalah hal yang sepenuhnya tidak dapat diterima," ungkap WFP dalam pernyataannya.
Sejak Oktober 2023, tentara Zionis Israel telah membunuh lebih dari 55.000 penduduk Palestina yang tinggal di Gaza. Serangan Israel membuat hampir semua penduduk wilayah itu mengungsi dan menyebabkan krisis kelaparan yang parah.
Tonton: IMF: Perang Iran-Israel Memperparah Kondisi Perekonomian Dunia. Hati-Hati Ancaman Resesi Global!