Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Sedikitnya 59 orang terbunuh dalam sebuah serangan tank Israel ke sebuah kerumunan warga Gaza yang sedang berebut bantuan makanan pada hari Selasa, 17 Juni 2025.
Kepada Reuters, saksi mata di lokasi mengatakan tank-tank Israel telah meluncurkan sedikitnya dua peluru ke arah ribuan orang yang berkumpul di jalan utama timur melalui Khan Younis untuk memperoleh makanan dari truk bantuan.
"Tiba-tiba mereka membiarkan kami maju dan menyuruh semua orang berkumpul, lalu peluru mulai berjatuhan, peluru tank," kata Alaa, seorang saksi mata.
Petugas medis Palestina mengatakan, sedikitnya 59 orang tewas dan 221 orang terluka dalam insiden itu. Sedikitnya 20 orang juga dalam kondisi kritis.
Baca Juga: Perang Gaza Berlangsung, Ekspor Pertahanan Israel Tembus Rekor US$ 15 Miliar di 2024
Itu adalah jumlah korban tewas terburuk dalam satu hari sejak bantuan kembali di Gaza pada bulan Mei.
Di lokasi lain, petugas medis mengatakan sedikitnya 14 orang lainnya juga tewas akibat tembakan dan serangan udara Israel. Dengan demikian, total korban tewas di Gaza pada hari Selasa adalah 73 orang.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, 397 warga Palestina kehilangan nyawa dan lebih dari 3.000 orang terluka sejak akhir Mei. Banyak di antara mereka yang menjadi korban adalah warga yang sedang menunggu pembagian bantuan makanan.
Baca Juga: Serangan Israel di Gaza Tewaskan 35 Warga Palestina, Sebagian Besar di Lokasi Bantuan
Saat ini Israel mengizinkan bantuan masuk melalui badan yang mereka setujui, yakni Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF). Badan tersebut telah mengoperasikan beberapa lokasi distribusi di daerah yang dijaga oleh pasukan Israel.
Namun, PBB menolak sistem tersebut karena dianggap tidak memadai, berbahaya, dan melanggar aturan imparsialitas kemanusiaan.
Israel mengatakan sistem itu diperlukan untuk mencegah pejuang Hamas mengalihkan bantuan. Klaim tersebut jelas dibantah Hamas. Otoritas Gaza pun mengakui bahwa ratusan warga Palestina tewas saat mencoba mencapai lokasi GHF.
Tonton: Situasi Kian Memanas, Trump Desak Warga Iran Tinggalkan Teheran