CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

AS Mendesak Dewan Keamanan PBB Memberi Sanksi Lebih Berat Kepada Korea Utara


Selasa, 21 Februari 2023 / 10:16 WIB
AS Mendesak Dewan Keamanan PBB Memberi Sanksi Lebih Berat Kepada Korea Utara
ILUSTRASI. Rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Amerika Serikat (AS) pada hari Senin (20/2) mengajukan permintaan kepada Dewan Keamanan PBB untuk memberikan sanksi lebih berat kepada Korea Utara. Desakan ini menyusul aksi Pyongyang yang pada akhir pekan lalu kembali menggelar uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM).

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengingatkan badan Dewan Keamanan bahwa kesalahan merespons aksi Korea Utara bisa menyebabkan bahaya di masa mendatang.

"Kenyataannya adalah bahwa mereka yang melindungi Korea Utara dari konsekuensi atas uji coba rudalnya bisa menempatkan wilayah Asia dan seluruh dunia dalam risiko konflik," kata Linda, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Korea Utara Mengkonfirmasi Pengujian Rudal Balistik Pada Sabtu (18/2)

Menyebut langkah dewan beranggotakan 15 negara itu buruk, Linda mengusulkan untuk mengadopsi pernyataan resmi presiden untuk mengutuk tindakan Korea Utara dan mendesak upaya diplomasi.

Sikap yang diambil berdasarkan pernyataan resmi presiden ada satu level di bawah resolusi dalam hierarki keputusan Dewan Keamanan PBB. Kesepakatan seperti itu harus disetujui melalui konsensus.

Dewan Keamanan PBB terakhir kali mengambil sikap terkait Korea Utara adalah ketika mengadopsi resolusi untuk memperkuat sanksi pada Desember 2017 atas program rudal balistik dan senjata nuklir.

Baca Juga: Mengintip Kemampuan Hwasong-15, ICBM Korea Utara yang Meluncur pada Uji Coba Terbaru

Ditentang Rusia dan China

Upaya AS untuk memberikan tekanan lebih berat pada Korea Utara tentu ditentang oleh Rusia dan China, dua negara lain yang memiliki hak veto di PBB.

Rusia dan China beralasan, memberikan tekanan lebih lanjut pada Korea Utara tidak akan memberikan solusi yang konstruktif. Dua negara ini rutin memveto setiap usulan yang dimotori AS untuk menekan Korea Utara, termasuk pada bulan Mei tahun lalu.

"Pertemuan dewan yang dilakukan berulang kali dan seruan untuk memberi lebih banyak sanksi terhadap Korea Utara tidak mewujudkan peran konstruktif untuk meredakan situasi, juga tidak membawa ide-ide baru yang kondusif untuk menyelesaikan masalah," kata Wakil Duta Besar China untuk PBB, Dai Bing.

Baca Juga: Adik Kim Jong Un Ancam Wilayah Pasifik Masuk dalam Jangkauan Tembak Rudal Korut

Bing menyampaikan bahwa China sangat mengharapkan lahirnya stabilitas di Semenanjung Korea dan meminta semua pihak untuk tetap berkepala dingin dan menahan diri.

Pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Senin berakhir dengan lahirnya pernyataan bersama yang didukung oleh dua pertiga anggotanya, termasuk AS dan Korea Selatan. Semuanya kompak mengutuk peluncuran rudal Korea Utara.

Meskipun unggul jumlah suara, namun pernyataan resmi masih akan tetap gagal keluar jika Rusia dan China menolaknya dengan menggunakan hak veto.




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×