kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

AS Mengincar Kesepakatan Pengendalian Senjata dengan China


Jumat, 17 Desember 2021 / 08:53 WIB
AS Mengincar Kesepakatan Pengendalian Senjata dengan China
ILUSTRASI. Bendera nasional AS dan China.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Pejabat senior Departemen Luar Negeri AS pada hari Kamis (16/12), menyampaikan harapannya untuk bisa melakukan pembicaraan tentang pengendalian senjata dengan China. Saat ini AS menyoroti China yang dianggap sedang memperbanyak persenjataan nuklirnya dan armada kapal selam bertenaga nuklir.

Dilansir dari Reuters, pejabat yang tak disebutkan namanya ini mengatakan bahwa China diperkirakan akan menggandakan persenjataan rudal nuklirnya dalam beberapa tahun ke depan. Di lain pihak, AS justru telah melakukan pengurangan besar dalam persediaan mereka.

Bulan lalu, Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping sepakat untuk membuka peluang pembicaraan terkait pengendalian senjata. Hal ini juga dipastikan langsung oleh penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, pada 16 November.

Pejabat senior AS yakin bahwa Biden dan Xi memiliki satu suara untuk mengadakan pembicaraan lanjutan terkait hal tersebut. Pembicaraan mungkin akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Jadi, saya optimis bahwa ini akan segera dimulai. Tetapi saya tidak dapat memberi tahu Anda kapan atau pada tingkat apa," kata pejabat tersebut, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Bersitegang dengan Barat, Rusia Mendapat Jaminan Keamanan dari China

AS sudah sejak lama mengundang China untuk bergabung dalam kesepakatan pengendalian senjata dengan Rusia. Sayangnya, duta besar perlucutan senjata China di Jenewa, Li Song, pada Oktober lalu mengatakan bahwa pihaknya tidak tertarik pada hal-hal terkait kontrol dan perlucutan senjata trilateral.

Li mengatakan, China tidak mencari kesetaraan dengan kekuatan nuklir dan bahwa kapasitas nuklirnya murni untuk pertahanan diri.

"Akan memakan waktu untuk mengembangkan tingkat negosiasi produktif yang sama dengan China dan itulah mengapa kami percaya sangat mendesak untuk memulai, pada tingkat apa pun dan topik apa pun," ungkap pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.

Sampai saat ini AS dan Rusia telah mengadakan dua kali pembicaraan mengenai stabilitas strategis di Jenewa sejak bulan Juni lalu. Di tengah pembicaraan yang masih berlangsung dengan baik selama puluhan tahun, AS bermaksud mengajak China untuk ikut serta.



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×