kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

AS mengkaji pembatasan investor AS di Alibaba dan Tencent


Kamis, 07 Januari 2021 / 17:19 WIB
AS mengkaji pembatasan investor AS di Alibaba dan Tencent
ILUSTRASI. Ilustrasi bursa saham AS. REUTERS/Lucas Jackson/File Photo


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Tekanan pada perusahaan China terus berdatangan. Setelah meneken perintah eksekutif melarang delapan aplikasi transaksi China beroperasi di Amerika Serikat (AS), administrasi pemerintahan Donald Trump juga tengah mempertimbangkan melakukan pembatasan bagi investor AS untuk berinvestasi di dua perusahaan teknologi terbesar China yakni Alibaba Group Holding Ltd dan Tencent Holding Ltd. 

Sumber Wall Street Journal mengungkapkan, pembahasan terkait rencana pembatasan investasi itu melibatkan tiga kementerian yakni Kementerian Luar Negeri AS, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Keuangan. Diskusinya fokus pada bagimana langkah seperti itu bisa mempengaruhi pasar modal. 

Kabar tersebut langsung membuat saham Alibaba dan Tencent terjun bebas. Saham Alibaba di Bursa Hong Kong turun lebih dari 4% pada perdagangan Kamis (7/1) dan Tencent  anjlok 4,4%, mengikuti penurunan saham mereka yang terdaftar di Bursa New York. 

Pemberlakuan larangan investasi pada kedua perusahaan ini akan menandai eskalasi paling dramatis yang dilakukan pemerintahan Trump. Pasalnya, kedua perusahaan ini memiliki kapitalisasi pasar sangat besar mencapai US$ 1,3 triliun, hampir dua kali dari ukuran pasar saham Spanyol.

Baca Juga: Trump larang 8 aplikasi transaksi asal China, termasuk milik Jack Ma

"Jika itu diterapkan maka akan jadi hal besar buat pasar," kata Steve Leung, Direktur Eksekutif UOB Kay Hian Hong Kong seperti dikutip Bloomberg, Kamis (7/1). 

Namun menurutnya, masih terlalu dini untuk mempertanyakan dampak dari rencana itu. Dia mengatakan kebijakan bisa saja berubah setelah pemerintahan Biden dimulai. 

Jika larangan itu diterapkan maka keterangan hubungan antara AS dan China akan semakin meningkat. Di akhir-akhir pemerintah Trump, AS meningkatkan upaya-upaya merampas perusahaan China. Ini menambah tekanan ekonomi menjelang Biden mengambil alih pemerintahan bulan ini. 

Rencana Alibaba mengumpulkan pendanaan dengan menerbitkan obligasi dollar awal pekan depan bisa terganggu dengan ancaman AS tersebut. Namun,  pencatatan ganda di Bursa  Hong Kong akan mengurangi risiko penghapusan dari bursa AS.

Selanjutnya: Jack Ma diprediksi telah tewas atau dipenjara setelah lama menghilang



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×