kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

AS: Militer China di balik serangkaian peretasan


Selasa, 19 Februari 2013 / 21:31 WIB
AS: Militer China di balik serangkaian peretasan
ILUSTRASI. Pasukan khusus AS latih militer Taiwan secara rahasia, ini ancaman China


Sumber: BBC |

NEW YORK. Perusahaan jasa keamanan yang berkantor di Amerika Serikat (AS) menuduh unit militer khusus China berada di balik serangkaian peretasan tingkat tinggi.

Dalam laporannya, perusahaan Mandiant menemukan Unit 61398 milik Angkatan Bersenjata China yang berbasis di Shanghai sebagai kekuatan yang paling mungkin berada di balik serangkaian peretasan.

Mandiant meyakini unit militer itu melancarkan serangan secara terus-menerus terhadap berbagai sektor industri.

"Tugas Unit 61398 dianggap oleh China sebagai rahasia negara, tetapi kami meyakini unit tersebut terlibat dalam 'Operasi Jaringan Komputer' yang berbahaya," terang Mandiant dalam laporan yang dikeluarkan di Amerika Serikat.

Unit 61398 terletak di distrik Pudong, Shanghai, pusat keuangan dan perbankan China.

Data penting

Menurut Mandiant, unit tersebut mungkin mempunyai ribuan staf yang mahir berbahasa Inggris dan menguasai operasi jaringan serta program komputer.

Laporan Mandiant juga menyebutkan unit militer itu telah mencuri data ratusan terabyte dari berbagai industri khususnya milik Paman Sam.

Fokus laporan perusahaan jasa keamanan itu adalah satu kelompok yang disebut APT1, singkatan dari Advanced Persistent Threat, yang mencuri data-data penting termasuk data energi AS.

"Kami meyakini APT1 mampu melancarkan serangan spionase maya secara ekstensif dan dalam waktu lama karena mendapat dukungan langsung dari pemerintah," kata Mandiant.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan laporan memuat tuduhan-tuduhan tak didukung fakta tetapi hanya berdasarkan data elementer.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×