Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perdana menteri Australia mengatakan bahwa pemerintahnya akan memutuskan kebutuhan kemampuan pertahanannya sebelum mengumumkan anggaran pertahanan. Langkah ini dilakukan untuk merespons pernyataan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth meminta Australia untuk menaikkan anggaran pertahanannya hingga 3,5% dari produk domestik bruto.
"Apa yang harus Anda lakukan dalam pertahanan adalah memutuskan apa yang Anda butuhkan, kemampuan Anda, dan kemudian menyediakannya," ujar Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan kepada wartawan, seperti dikutip Reuters, Senin (2/6).
Albanese menambahkan bahwa pemerintahnya telah berkomitmen untuk mempercepat pengeluaran pertahanan sebesar A $10 miliar untuk empat tahun ke depan.
Baca Juga: Pemerintah Cari Utang Baru ke China dan Australia via Global Bond, Ini Kata Wamenkeu
"Kami terus meningkatkannya," katanya, mengutip target 2,3% untuk tahun 2033 yang sebelumnya ditetapkan oleh pemerintahnya.
Sebelumnya, pada Minggu (1/6), Pentagon dalam pernyataannya mengungkapkan, Hegseth dan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles membahas isu-isu keamanan termasuk mempercepat kemampuan pertahanan AS di Australia dan memajukan kerja sama basis industri selama pertemuan pada hari Jumat (30/5).
"Mengenai belanja pertahanan, Menteri Hegseth menyampaikan bahwa Australia harus meningkatkan belanja pertahanannya menjadi 3,5% dari PDB-nya sesegera mungkin," kata pernyataan itu.
Pertemuan para menteri di sela-sela Dialog Shangri-La, forum keamanan utama Asia, merupakan pertemuan kedua antara AS dan Australia sejak Presiden AS Donald Trump menjabat pada bulan Januari.
Albanese, yang terpilih kembali pada bulan Mei dan belum bertemu Trump, tidak menaikkan belanja pertahanan dalam anggaran nasional tahun ini, dengan mengatakan bahwa pemerintahnya telah mengumumkan peningkatan sebesar A$ 50 miliar selama satu dekade.
Peter Dean, direktur kebijakan luar negeri dan pertahanan di Pusat Studi Amerika Serikat Universitas Sydney mengatakan Albanese memposisikan diri menjelang pertemuan pertamanya dengan Trump, di mana keduanya juga diharapkan membahas tarif.
"Albanese ingin keputusan tentang peningkatan pertahanan dilihat sebagai keputusan yang berdaulat dan tidak dipaksakan oleh Trump, setelah pemilihan umum menunjukkan bahwa membela Australia populer di dalam negeri," katanya.
Baca Juga: Stok Gandum Australia Menggunung, Imbas Permintaan China yang Melemah
Belanja pertahanan Australia pada tahun 1987 sekitar 3% dari PDB atau 10% dari anggaran nasional, dibandingkan dengan 2% dari PDB atau 6% dari anggaran pada tahun 2025.
"Untuk mencapai kemandirian di era modern, dengan ancaman dari China, dan di dalam kawasan kita, itu akan membutuhkan lebih banyak uang," kata Dean.
Australia telah berkomitmen untuk menghabiskan A$ 368 miliar selama tiga dekade pada program AUKUS untuk memperoleh dan membangun kapal selam bertenaga nuklir, dan juga meningkatkan perolehan dan pembuatan rudal.