Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Transportasi Amerika Serikat Sean Duffy pada Rabu (5/11/2025) mengumumkan kebijakan drastis berupa pemotongan 10% jumlah penerbangan di 40 bandara besar di AS, dengan alasan kekhawatiran terhadap keselamatan pengendalian lalu lintas udara (air traffic control).
Langkah ini diambil di tengah penutupan pemerintahan (government shutdown) yang telah mencapai hari ke-36—menjadikannya yang terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat.
Duffy mengatakan, kebijakan pemangkasan penerbangan tersebut dapat dibatalkan jika Partai Demokrat menyetujui langkah untuk membuka kembali pemerintahan federal.
“Tugas kami adalah memastikan keselamatan ruang udara nasional. Kami harus mengambil keputusan sulit untuk menjamin hal itu,” ujar Duffy kepada wartawan, merujuk pada hasil penilaian keamanan internal yang menyoroti penurunan performa para pengendali lalu lintas udara akibat krisis berkepanjangan.
Baca Juga: Senator Republik Tolak Desakan Trump Hapus Filibuster untuk Akhiri Shutdown
Shutdown Terpanjang Ganggu Operasional Penerbangan
Penutupan pemerintahan ini memaksa 13.000 pengendali lalu lintas udara dan 50.000 petugas Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) bekerja tanpa gaji.
Kekurangan staf tersebut telah menyebabkan puluhan ribu penerbangan tertunda sejak awal penutupan. Menurut maskapai, sedikitnya 3,2 juta penumpang telah terdampak akibat gangguan operasional tersebut.
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) melaporkan bahwa pengurangan kapasitas bandara akan dimulai secara bertahap, yakni 4% pada Kamis, meningkat menjadi 5% pada Sabtu, 6% pada Minggu, dan mencapai 10% pada pekan depan. Penerbangan internasional dipastikan tidak akan terkena dampak kebijakan ini.
“Ketika tekanan di 40 wilayah udara utama terus meningkat, kami tidak bisa tinggal diam. Kami harus bertindak hari ini agar sistem tetap aman besok,” kata Administrator FAA Bryan Bedford dalam konferensi pers.
30 Bandara Tersibuk Akan Terdampak
Pemerintah tidak merinci 40 bandara yang dimaksud, namun sumber industri menyebut kebijakan ini akan mempengaruhi 30 bandara tersibuk di AS, termasuk bandara yang melayani wilayah New York, Washington D.C., Chicago, Atlanta, Los Angeles, dan Dallas.
Menurut data Cirium, pengurangan ini berpotensi menghapus sekitar 1.800 penerbangan dan lebih dari 268.000 kursi penumpang dari jadwal mingguan.
Kebijakan tersebut ditujukan untuk mengurangi tekanan kerja pada pengendali lalu lintas udara, di mana FAA saat ini kekurangan sekitar 3.500 personel dari target idealnya. Banyak di antara mereka telah bekerja lembur dan enam hari seminggu bahkan sebelum shutdown dimulai.
Baca Juga: Trump Serukan Aturan Filibuster Diakhiri Seiring Berlanjutnya Shutdown Pemerintahan
Maskapai Evaluasi Dampak dan Serukan Akhir Shutdown
Organisasi Airlines for America (A4A), yang mewakili maskapai besar seperti Delta, United, American Airlines, dan Southwest, mengatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan pemerintah untuk memahami rincian kebijakan tersebut.
“Kami bekerja sama dengan pemerintah federal untuk memahami semua detail kebijakan pengurangan ini dan akan berupaya meminimalkan dampaknya bagi penumpang dan pengirim barang,” kata A4A dalam pernyataan resmi.
Maskapai Southwest Airlines, sebagai operator domestik terbesar di AS, menyatakan sedang mengevaluasi dampak kebijakan tersebut terhadap jadwal penerbangan mereka dan berjanji akan segera memberikan informasi kepada pelanggan.
Southwest juga mendesak Kongres dan Gedung Putih untuk segera mengakhiri kebuntuan politik terkait pendanaan pemerintah.
Sementara itu, Asosiasi Pramugari (Association of Flight Attendants-CWA) menyebut shutdown ini sebagai “serangan kejam terhadap rakyat Amerika.” Presiden asosiasi tersebut, Sara Nelson, menegaskan bahwa krisis ini “sepenuhnya buatan pihak-pihak yang sebetulnya memiliki kuasa untuk menghentikannya.”
Tekanan Politik Meningkat
Penutupan pemerintahan yang dimulai sejak 1 Oktober telah menyebabkan jutaan warga berpenghasilan rendah kehilangan bantuan pangan, banyak layanan publik berhenti beroperasi, dan sekitar 750.000 pegawai federal dirumahkan sementara (furlough).
Partai Demokrat menolak membuka kembali pemerintahan tanpa perpanjangan subsidi asuransi kesehatan, sementara Partai Republik menolak tuntutan itu.
Pemerintahan Presiden Donald Trump kini meningkatkan tekanan politik terhadap Demokrat dengan memperbesar dampak ekonomi dan sosial shutdown agar lawan politiknya bersedia bernegosiasi.
Baca Juga: Jumlah Tenaga Kerja Swasta AS Rebound pada Oktober 2025
Maskapai Waspadai Penurunan Pemesanan
Saham maskapai besar seperti United Airlines dan American Airlines masing-masing turun sekitar 1% dalam perdagangan lanjutan pada Rabu malam.
Meskipun sejauh ini belum ada dampak signifikan terhadap pendapatan maskapai, pelaku industri memperingatkan bahwa pemesanan tiket dapat menurun tajam jika shutdown berlanjut.
Data menunjukkan, lebih dari 2.100 penerbangan ditunda pada Rabu, sementara hingga 40% pengendali lalu lintas udara di bandara terbesar dilaporkan tidak hadir bekerja.
Duffy juga memperingatkan bahwa jika kebuntuan anggaran berlanjut, sebagian ruang udara nasional bisa ditutup, dan peluncuran roket atau penerbangan umum akan dibatasi pada waktu tertentu dalam sehari untuk alasan keselamatan.













