kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS: Putin akan Gunakan Kekuatan Militer Rusia atas Ukraina pada Pertengahan Februari


Kamis, 27 Januari 2022 / 23:00 WIB
AS: Putin akan Gunakan Kekuatan Militer Rusia atas Ukraina pada Pertengahan Februari


Sumber: Channel News Asia,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. AS meyakini, Presiden Rusia Vladimir Putin tetap siap untuk menggunakan kekuatan militer atas Ukraina pada pertengahan Februari nanti. Sementara China meminta semua pihak untuk menahan diri.

"Saya tidak tahu, apakah dia (Putin) telah membuat keputusan akhir, tetapi kita tentu melihat setiap indikasi bahwa dia akan menggunakan kekuatan militer suatu saat, mungkin (antara) sekarang dan pertengahan Februari," kata Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman, Rabu (26/1), seperti dikutip Channel News Asia.

Hanya, Sherman mengatakan, rencana Putin mungkin terganjal Olimpiade Musim Dingin Beijing. "Kita semua sadar, Olimpiade Beijing dimulai pada 4 Februari, upacara pembukaan, dan Presiden Putin akan berada di sana," ujarnya.

"Saya pikir, mungkin Presiden Xi Jinping tidak akan senang jika Putin memilih saat itu untuk menyerang Ukraina, sehingga (Olimpiade Beijing) bisa memengaruhi waktu dan pemikirannya," kata Sherman.

Baca Juga: Tegur Rusia, Erdogan: Kami Siap Bertindak Apapun Jika Ukraina Diserang

Dan, Sherman menegaskan, Amerika Serikat "mendorong diplomasi" tetapi juga "mempersiapkan yang terburuk". Sebab, "bahkan hanya satu pasukan Rusia yang menginvasi Ukraina adalah masalah yang sangat serius".

Karena itu, dia mengungkapkan, AS sedang "mempersiapkan untuk semua jenis skenario," dari "invasi penuh" hingga "serangan hibrida atau subversi atawa sabotase atau paksaan".

Kembali ke Perjanjian Minsk yang baru

Sementara China mengatakan kepada AS, Beijing ingin melihat semua pihak yang terlibat di Ukraina tetap tenang dan menghindari peningkatan ketegangan.

Hal itu Menteri Luar Negeri China Wang Yi sampaikan saat berbicara melalui telepon pada Rabu (26/1) malam dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tentang Ukraina.

Baca Juga: Asal Muasal Mengapa Rusia dan Ukraina Perang dan Apa yang Diincar Putin?

"Kami meminta semua pihak untuk tetap tenang dan menahan diri dari melakukan hal-hal yang memicu ketegangan dan meningkatkan krisis," kata Wang kepada Blinken dalam sebuah pernyataan yang Kementerian Luar Negeri China rilis Kamis (27/1), seperti dilansir Reuters.

AS telah memperingatkan Rusia untuk tidak menginvasi Ukraina dan mendesak kedua negara untuk kembali ke serangkaian pakta yang masing-masing dikenal sebagai Minsk I dan Minsk II yang ditandatangani pada 2014 dan 2015.

Tetapi serangkaian langkah militer dan politik yang ditetapkan oleh perjanjian Minsk II kemudian tetap tidak dilaksanakan, dengan Rusia menyatakan, mereka bukan pihak dalam konflik.

"Untuk menyelesaikan masalah Ukraina, kita masih perlu kembali ke Perjanjian Minsk yang baru, titik awal," ujar Wang.

"Perjanjian Minsk baru, yang telah disetujui oleh Dewan Keamanan, merupakan dokumen politik mendasar yang diakui oleh semua pihak dan harus dilaksanakan secara efektif. Selama upaya dilakukan sejalan dengan arah dan semangat perjanjian, China akan mendukung," ungkapnya.




TERBARU

[X]
×