Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia
WASHINGTON. Amerika Serikat merilis peringatan travel alerts bagi warganya yang ingin berkunjung ke Eropa dalam waktu dekat. Senin (1/5). Departemen Luar Negeri AS menyebut adanya potensi kelanjutan serangan teroris sebagai dasar mengeluarkan peringatan tersebut.
Dalam seruannya, AS mengungkit beberapa serangan yang terjadi di Prancis, Rusia, Swedia, dan Inggris. "Islamic State dan al-Qaeda memiliki kemampuan untuk merencanakan dan mengeksekusi serangan teroris di Eropa," tulis peringatan travel alerts tersebut.
Menduga risiko serangan teror akan meningkat pada musim panas dan liburan, travel alerts ini akan berlaku sampai 1 September.
"Mal, fasilitas pemerintahan, hotel, klub, restoran, tempat ibadah, tempat parkir, bandara adalah lokasi memungkinkan terjadinya serangan," tulis Deplu AS.
Sekadar informasi, travel alerts berbeda dengan travel warnings. Mengutip situs resmi Deplu AS, travel alerts dikeluarkan agar warga AS mewaspadai sejumlah isu ketika berkunjung ke negara tertentu. Peringatan ini dirilis berdasarkan kejadian jangka pendek yang dianggap bisa membahayakan warga AS, misalnya peningkatan potensi serangan teroris, merebaknya virus H1N1, atau musim pemilu.
Sedangkan travel warnings dirilis agar warga AS memikirkan ulang bahkan membatalkan rencana bepergiannya ke negara yang dituju. Peringatan ini dikeluarkan jika terjadi risiko lebih dalam di negara destinasi seperti ketidakstabilan pemerintahan, serangan teroris berkala, dan perang sipil.