Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Semua tanda menunjukkan Rusia berada di ambang invasi ke Ukraina, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Minggu (20/1).
"Semua yang kami lihat menunjukkan, ini sangat serius, kita berada di ambang invasi. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mencoba mencegahnya sebelum itu terjadi," kata Blinken.
Hanya, berbicara di acara State of the Union CNN, seperti dikutip Reuters, Blinken mengungkapkan, negara-negara Barat sama-sama siap jika Rusia menyerang Ukraina.
"Sampai tank dan pesawat terbang benar-benar meluncur, kami akan menggunakan setiap kesempatan dan setiap menit, kami harus melihat apakah diplomasi masih bisa menghalangi Presiden (Vladimir) Putin untuk meneruskan ini," ujarnya.
Baca Juga: Rusia Gelar Latihan Militer dengan Kekuatan Nuklir, Putin Awasi Langsung
Blinken menegaskan, pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov masih akan berlanjut minggu depan selama Moskow tidak melanjutkan invasi.
Presiden Joe Biden juga siap untuk berbicara dengan Putin, "kapan saja, dalam format apa pun jika itu bisa membantu mencegah perang", tambah Blinken.
Para pemimpin Barat telah memperingatkan invasi Rusia ke Ukraina, memperkirakan lebih dari 150.000 tentara negeri beruang merah telah mengepung negara itu.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Belarusia mengatakan, negaranya dan Rusia memperpanjang latihan militer yang seharusnya akan berakhir pada Minggu (20/1).
Baca Juga: Selain Kyiv, Tiga Kota di Ukraina Ini Diprediksi akan Menjadi Sasaran Rusia
Keputusan untuk memperpanjang latihan itu menyusul aktivitas militer di dekat perbatasan Rusia dan Belarusia dan eskalasi situasi di wilayah Donbass di Ukraina timur, menurut Kementerian Pertahanan Belarusia dalam sebuah pernyataan.
AS telah memperingatkan, Rusia bisa menggunakan klaim palsu tentang konflik di wilayah Donbass Ukraina, termasuk laporan kuburan massal dan tuduhan produksi senjata kimia, untuk membenarkan invasi ke bekas republik Soviet itu.
Ditanya, apakah keputusan itu membuatnya lebih khawatir tentang invasi, Blinken menjawab: "Ya".
"Semua ini bersama dengan operasi bendera palsu yang kami lihat terungkap selama akhir pekan lalu memberi tahu kami bahwa pedoman yang kami susun sedang bergerak maju," ujarnya.