Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dua pejabat AS mengklaim, Washington telah mengizinkan serangan udara di Suriah, yang mereka yakini menghantam gedung milisi terkait Iran.
Menurut kedua pejabat itu, serangan udara itu dilakukan pada hari Kamis (25/2/2021) dan mengenai struktur milik milisi yang didukung Iran. Sumber tersebut juga mengatakan kepada Reuters bahwa Presiden AS Joe Biden mengizinkan serangan di Suriah.
Pejabat lain, berbicara kepada Politico, mengatakan serangan itu dimaksudkan untuk merusak kemampuan kelompok milisi untuk melakukan serangan di masa depan.
Margaret Brennan, seorang koresponden CBS, juga mengatakan serangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas serangan roket baru-baru ini di lokasi di Irak di mana tentara dan kontraktor AS berada.
Baca Juga: Netanyahu: Agar Iran tidak punya senjata nuklir, Israel bakal lakukan segala cara
Laporan lain dari Suriah menunjukkan ada ledakan di dekat Al-Bukamal, sebuah kota di provinsi Deir-ez-Zor dekat perbatasan dengan Irak.
Departemen Pertahanan AS mengkonfirmasi terjadinya serangan itu. Pentagon juga memberikan konfirmasi bahwa Biden memerintahkan serangan itu.
"Atas arahan Presiden Biden, pasukan militer AS tadi malam melakukan serangan udara terhadap kelompok-kelompok di Suriah timur. Serangan ini diizinkan sebagai tanggapan atas serangan baru-baru ini terhadap personel Amerika dan Koalisi di Irak, dan atas ancaman yang sedang berlangsung terhadap personel tersebut," jelas Pentagon seperti yang dikutip Express.co.uk.
Baca Juga: Ancaman Iran: Teheran dapat memperkaya uranium hingga kemurnian 60% jika diperlukan
Pentagon menyoroti bahwa serangan itu, yang digambarkan sebagai tanggapan militer yang proporsional, dilakukan bersama dengan langkah-langkah diplomatik, termasuk dengan berkonsultasi dengan mitra Koalisi.
"Operasi tersebut mengirimkan pesan yang tidak ambigu: Presiden Biden akan bertindak untuk melindungi personel Amerika dan Koalisi. Pada saat yang sama, kami telah bertindak dengan sengaja yang bertujuan untuk mengurangi situasi keseluruhan di Suriah timur dan Irak," tambah Pentagon.