Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Senjata tersebut menuai kritik tajam dari Tiongkok ketika pertama kali ditempatkan pada bulan April 2024 selama latihan.
Pada bulan September, ketika Amerika Serikat mengatakan tidak memiliki rencana segera untuk menarik Typhon dari Filipina, Tiongkok dan Rusia mengecam penempatan tersebut karena dianggap memicu perlombaan senjata.
Kementerian luar negeri Tiongkok menuduh Filipina pada hari Kamis menciptakan ketegangan dan konfrontasi di kawasan tersebut, dan mendesaknya untuk segera memperbaiki tindakannya.
"(Penempatan) tersebut juga merupakan pilihan yang sangat tidak bertanggung jawab bagi rakyat negara tersebut dan berbagai negara Asia Tenggara, serta bagi keamanan regional," kata juru bicara kementerian Mao Ning dalam jumpa pers rutin.
Typhon relatif mudah diproduksi - mengandalkan stok besar dan desain yang telah ada selama satu dekade atau lebih - dan dapat membantu Amerika Serikat dan sekutunya mengejar ketertinggalan dengan cepat dalam perlombaan rudal Indo-Pasifik di mana Tiongkok memiliki keunggulan besar.
Tonton: Filipina dan AS Gelar Latihan Maritim Bersama di Laut China Selatan
Menurut dokumen pemerintah yang menguraikan pembelian militer, meskipun militer AS menolak untuk mengatakan berapa banyak yang akan dikerahkan di kawasan Indo-Pasifik, lebih dari 800 rudal SM-6 akan dibeli dalam lima tahun ke depan.
Dokumen tersebut juga menunjukkan, beberapa ribu Tomahawk sudah ada dalam inventaris AS.
Kedua rudal tersebut adalah produk Raytheon.