Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON/JENEWA/BERLIN. Amerika Serikat (AS) menolak untuk ikut mensponsori rancangan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menandai tiga tahun sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Resolusi tersebut mendukung integritas teritorial Ukraina dan mengecam agresi Rusia. Keputusan ini menandai perubahan besar dalam sikap sekutu utama Ukraina, menurut tiga sumber diplomatik yang berbicara kepada Reuters.
Langkah ini diduga mencerminkan ketegangan yang semakin tajam antara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca Juga: Rusia Kembali Gempur Infrastruktur Gas dan Listrik di Ukraina Timur dan Selatan
Trump diketahui berupaya mengakhiri perang di Ukraina secepat mungkin, sementara timnya telah mengadakan pembicaraan dengan Rusia tanpa melibatkan Kyiv.
Keputusan ini menjadi pukulan politik bagi Ukraina, yang selama ini bergantung pada puluhan miliar dolar bantuan militer dari AS untuk menghadapi invasi Rusia. Selain itu, Ukraina juga mendapat keuntungan dari dukungan diplomatik AS.
Rancangan resolusi untuk Majelis Umum PBB, yang dilihat oleh Reuters, mengecam agresi Rusia dan menegaskan kembali komitmen terhadap kedaulatan, kemerdekaan, persatuan, serta integritas wilayah Ukraina dalam batas-batas yang diakui secara internasional.
"Pada tahun-tahun sebelumnya, Amerika Serikat secara konsisten ikut mensponsori resolusi serupa untuk mendukung perdamaian yang adil di Ukraina," ujar salah satu sumber diplomatik yang meminta anonimitas karena isu ini bersifat sensitif, pada Kamis.
Baca Juga: Respons Zelenskiy Setelah Trump Sebut Dirinya Diktator
Sumber tersebut juga menyebutkan bahwa rancangan resolusi ini telah mendapat dukungan dari lebih dari 50 negara, meskipun ia enggan mengungkapkan nama negara-negara tersebut.
Hingga saat ini, juru bicara misi diplomatik AS untuk PBB di Jenewa belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.
Sementara itu, Rusia telah menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina dan terus memperluas kontrolnya di bagian timur negara tersebut.
Moskow mengklaim bahwa "operasi militer khusus" yang mereka lakukan merupakan respons terhadap ancaman eksistensial akibat keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Namun, Ukraina dan negara-negara Barat menilai tindakan Rusia sebagai upaya ekspansi wilayah secara paksa.
Amerika Serikat sebelumnya hampir selalu menjadi salah satu sponsor utama resolusi PBB yang mendukung Ukraina dalam konflik ini, yang disebut sebagai perang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Belum jelas kapan batas waktu untuk mendukung rancangan resolusi ini akan berakhir. Washington juga masih berpeluang mengubah keputusannya.
Baca Juga: Sudah Bantu Perang, AS Minta Aset Mineral Ukraina
Pemungutan suara di PBB tetap dapat berlangsung tanpa dukungan AS. Namun, absennya AS dalam mensponsori resolusi ini dapat mengurangi tingkat dukungan di Majelis Umum PBB.
Seorang sumber diplomatik lainnya yang juga meminta anonimitas menyatakan, "Untuk saat ini, posisi AS adalah mereka tidak akan menandatangani resolusi tersebut."
Menurutnya, upaya sedang dilakukan untuk mencari dukungan dari negara-negara lain, termasuk negara-negara di kawasan Global South.