kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Respons Zelenskiy Setelah Trump Sebut Dirinya Diktator


Kamis, 20 Februari 2025 / 21:47 WIB
Respons Zelenskiy Setelah Trump Sebut Dirinya Diktator
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menegaskan bahwa ia mengandalkan persatuan di dalam negeri dan di Eropa, serta mengharapkan pendekatan pragmatis dari Washington.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  KYIV. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menegaskan bahwa ia mengandalkan persatuan di dalam negeri dan di Eropa, serta mengharapkan pendekatan pragmatis dari Washington.

Pernyataan ini disampaikannya setelah Presiden AS Donald Trump secara terbuka menyebutnya sebagai seorang diktator.

Dalam pernyataannya pada hari Rabu, Trump mengatakan bahwa Zelenskiy adalah "diktator tanpa pemilihan umum" yang harus segera mengambil langkah untuk mencapai perdamaian atau berisiko kehilangan negaranya.

Baca Juga: Trump Sebut Zelinsky Diktator, Peringatkan untuk Gerak Cepat atau Kehilangan Ukraina

Pernyataan ini merupakan bentuk retorika yang belum pernah terjadi sebelumnya dari seorang pemimpin AS, mengingat peran Washington sebagai sekutu utama Ukraina sejak invasi besar-besaran Rusia tiga tahun lalu.

Trump mendesak tercapainya kesepakatan cepat untuk mengakhiri perang di Ukraina. Namun, kebijakannya yang tidak melibatkan sekutu-sekutu Eropa maupun Ukraina dalam pembicaraan awal dengan Rusia, serta pernyataannya yang menyalahkan Ukraina atas invasi Rusia pada Februari 2022, telah menimbulkan kekhawatiran di antara para pemimpin Eropa.

Sebagai respons, para pemimpin Eropa berjanji meningkatkan anggaran pertahanan, dan beberapa negara mempertimbangkan pembentukan pasukan penjaga perdamaian Eropa dengan dukungan AS untuk Ukraina.

Baca Juga: Trump Sebut Zelenskiy Diktator, Peringatkan Ukraina di Ambang Kehancuran

Kremlin menyatakan keprihatinannya terhadap rencana tersebut, sementara Zelenskiy menyambut baik usulan tersebut.

Seruan Persatuan dan Pragmatisme

Dalam pidato videonya kepada rakyat Ukraina pada Rabu malam, Zelenskiy menekankan pentingnya persatuan dan pendekatan pragmatis dari Amerika Serikat.

"Kami berdiri tegak di atas kaki kami sendiri. Saya mengandalkan persatuan rakyat Ukraina, keberanian kami, persatuan Eropa, dan pragmatisme Amerika," ujarnya. "Amerika membutuhkan keberhasilan sama seperti kami," tambahnya.

Zelenskiy juga mengumumkan bahwa ia akan bertemu dengan utusan AS untuk Rusia dan Ukraina, Keith Kellogg, pada hari Kamis. Ia menekankan pentingnya pertemuan itu serta kerja sama yang konstruktif dengan Washington.

Baca Juga: Trump Sebut Tidak Adil untuk AS Jika Musk Bangun Pabrik di India

Di sisi lain, Trump berupaya membangun kembali hubungan dengan Rusia dan menunjukkan minat terhadap sumber daya mineral Ukraina, yang berperan penting dalam transisi energi global. Ukraina menolak rencana awal AS karena tidak mencakup jaminan keamanan. Zelenskiy juga menuduh Trump menyebarkan disinformasi Rusia mengenai perang.

Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Mike Waltz, pada hari Kamis meminta Ukraina untuk menahan kritik terhadap AS dan menyetujui kesepakatan mineral.

"Mereka perlu meredamnya dan mencermati serta menandatangani kesepakatan itu," kata Waltz dalam wawancaranya dengan Fox News.

Baca Juga: Trump Sebut AS Mungkin Kehilangan Kesabaran dengan Kesepakatan Gencatan Senjata

Dua sumber yang mengetahui perkembangan ini mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintahan Trump mungkin akan mencoba mencapai kesepakatan mineral yang lebih sederhana sebelum merundingkan ketentuan yang lebih rinci.

Tanggapan Eropa pada Perubahan Kebijakan AS

Para pemimpin Eropa menghadapi tantangan dalam menanggapi perubahan kebijakan AS terhadap Rusia dan Ukraina.

"Perkembangan terkini dan pandangan yang berbeda dari Amerika Serikat menuntut kita untuk menghadapi realitas serta bertindak dengan sangat cepat," ujar Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis, setelah pertemuan dengan para pemimpin Eropa dan Kanada pada hari Rabu.

Sementara itu, pasukan Rusia terus melancarkan serangan dan telah menghancurkan banyak kota, desa, serta infrastruktur penting di Ukraina. Rusia kini menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina dan mengklaim lebih banyak lagi.

Baca Juga: Donald Trump Sebut Warga Palestina Tak Punya Hak untuk Kembali ke Gaza

Pejabat Ukraina menegaskan bahwa gencatan senjata hanya akan memberi Rusia waktu untuk mempersiapkan serangan lebih lanjut. Namun, kepala intelijen militer Ukraina menyatakan pada hari Kamis bahwa gencatan senjata mungkin saja terjadi tahun ini, meskipun keberlanjutannya masih diragukan.

Saat tiba di Kyiv pada hari Rabu, Keith Kellogg menyatakan bahwa ia datang untuk mendengarkan. Zelenskiy pun mengadopsi nada yang lebih mendamaikan dalam pernyataannya.

"Bersama Amerika dan Eropa, perdamaian dapat lebih terjamin, dan ini adalah tujuan kita," ujarnya. "Keberhasilan menyatukan kita. Persatuan kita adalah perlindungan terkuat bagi masa depan kita—masa depan tanpa (Presiden Rusia Vladimir) Putin, tetapi dengan perdamaian."

Baca Juga: Donald Trump Sebut Bakal Terjadi Neraka Jika Tawanan di Gaza Tak Dibebaskan

Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, mengatakan bahwa ia telah berdiskusi dengan Kellogg mengenai cara mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan.



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×