kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Trump Sebut Zelinsky Diktator, Peringatkan untuk Gerak Cepat atau Kehilangan Ukraina


Kamis, 20 Februari 2025 / 07:55 WIB
Trump Sebut Zelinsky Diktator, Peringatkan untuk Gerak Cepat atau Kehilangan Ukraina
ILUSTRASI. Pada Rabu (19/2/2025), Presiden AS Donald Trump mengecam Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan menyebutnya sebagai diktator. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/KYIV. Pada Rabu (19/2/2025), Presiden AS Donald Trump mengecam Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan menyebutnya sebagai diktator.

Trump memperingatkan bahwa Zelensky harus bergerak cepat untuk mengamankan perdamaian atau berisiko kehilangan negaranya.

Pernyataan Trump tersebut semakin memperdalam perseteruan antara kedua pemimpin yang telah membuat khawatir para pejabat Eropa.

Melansir Reuters, serangan luar biasa tersebut yang terjadi sehari setelah Trump mengklaim Ukraina harus disalahkan atas invasi Rusia tahun 2022, meningkatkan kekhawatiran di antara sekutu AS di Eropa bahwa pendekatan Trump untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina dapat menguntungkan Moskow.

Kurang dari sebulan menjabat sebagai presiden, Trump telah mengubah kebijakan AS terkait perang, mengakhiri kampanye untuk mengisolasi Rusia melalui panggilan telepon Trump-Putin, dan menggelar pembicaraan antara pejabat senior AS dan Rusia yang telah mengesampingkan Ukraina.

"Seorang Diktator Tanpa Pemilihan Umum, Zelenskyy sebaiknya bergerak cepat atau dia tidak akan memiliki Negara lagi," tulis Trump di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengatakan tidak seorang pun dapat memaksa negaranya untuk menyerah.

Baca Juga: Trump Menyalahkan Ukraina: Seharusnya Mereka Tidak Memulai Perang

"Kami akan mempertahankan hak kami untuk hidup," kata Sybiha pada X.

Masa jabatan lima tahun Zelensky seharusnya berakhir pada tahun 2024, tetapi pemilihan presiden dan parlemen tidak dapat diadakan berdasarkan darurat militer, yang diberlakukan Ukraina pada bulan Februari 2022 sebagai tanggapan atas invasi Rusia.

Kemarahan Trump muncul setelah komentar Zelenskiy pada hari Selasa bahwa presiden AS itu meniru disinformasi Rusia ketika ia menegaskan bahwa Ukraina "tidak seharusnya memulai" perang, yang dimulai dengan invasi besar-besaran Rusia tiga tahun lalu.

Wakil Presiden AS JD Vance pada hari Rabu memperingatkan Zelensky agar tidak menyerang Trump.

"Gagasan bahwa Zelensky akan mengubah pikiran presiden dengan menjelek-jelekkannya di media publik ... semua orang yang mengenal presiden akan mengatakan bahwa itu adalah cara yang mengerikan untuk menghadapi pemerintahan ini," kata Vance di kantornya di West Wing, seperti yang dilaporkan Daily Mail.

Rusia telah merebut sekitar 20% wilayah Ukraina dan perlahan tapi pasti memperoleh lebih banyak wilayah di wilayah timur. 

Moskow mengatakan bahwa "operasi militer khusus"-nya menanggapi ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh upaya Kyiv untuk menjadi anggota NATO. Ukraina dan Barat menyebut tindakan Rusia sebagai perampasan tanah oleh kaum imperialis.

Menyusul pernyataan terbaru Trump, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Zelenskiy "masih menjabat setelah pemilihan umum yang diselenggarakan dengan sah." Ketika ditanya siapa yang memulai perang, Dujarric menjawab bahwa Rusia telah menginvasi Ukraina.

Baca Juga: Trump Berencana Ganti Nama Greenland Jadi Red, White, and Blueland Jika Sukses Dibeli



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×