Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KYIV. Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran semalam dengan menembakkan 161 pesawat nirawak dan belasan rudal.
Serangan ini menargetkan infrastruktur gas di wilayah Kharkiv, timur laut Ukraina, serta pasokan listrik di wilayah Odesa, selatan Ukraina, untuk malam kedua berturut-turut, menurut pejabat Ukraina pada Kamis.
Serangan tersebut merupakan bagian dari intensifikasi serangan terhadap sistem energi Ukraina dalam sebulan terakhir.
Hal ini terjadi di tengah diskusi Rusia mengenai kemungkinan mengakhiri perangnya di Ukraina dengan pemerintahan baru Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang sebelumnya menyalahkan Ukraina atas invasi Rusia.
Baca Juga: Rusia Bombardir Infrastruktur Energi di Ukraina dengan Rudal dan Drone
“Tujuan dari serangan kriminal ini adalah menghentikan produksi gas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik warga dan pemanas sentral,” ujar Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, melalui Facebook.
Militer Ukraina melaporkan telah menembak jatuh 80 pesawat nirawak, sementara 78 lainnya "hilang," kemungkinan akibat tindakan pencegahan elektronik.
Selain itu, Rusia juga menembakkan sekitar 14 rudal yang menyasar infrastruktur penting di Kharkiv. Kapasitas produksi gas utama Ukraina, yang memenuhi hampir setengah kebutuhan gas nasional, terletak di garis depan wilayah Kharkiv dan Poltava.
Sebelumnya, Rusia lebih banyak menyerang sektor kelistrikan Ukraina dengan rudal dan pesawat nirawak. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, serangan terhadap fasilitas penyimpanan dan ladang produksi gas meningkat tajam.
Baca Juga: Rusia Hentikan Pengiriman Gas Alam ke Eropa Lewat Pipa di Ukraina
Perusahaan minyak dan gas negara Ukraina, Naftogaz, mengonfirmasi bahwa fasilitas produksinya di beberapa wilayah mengalami kerusakan akibat serangan terbaru.
“Situasi masih terkendali, meskipun sangat sulit,” kata CEO Naftogaz, Roman Chumak. Ia menambahkan bahwa perusahaan sedang mempersiapkan berbagai kemungkinan skenario dan terus mengimpor gas.
Sejak awal Februari, volume impor gas Ukraina meningkat hampir sepuluh kali lipat akibat serangan rudal Rusia terhadap fasilitas gas.
Data dari operator sistem transmisi gas Ukraina menunjukkan bahwa impor gas pada Kamis mencapai 22,20 juta meter kubik (mcm), sedikit menurun dibandingkan 25,80 mcm pada Rabu dan rekor tertinggi 26,7 mcm pada Selasa.
Di wilayah Odesa, serangan pesawat nirawak skala besar melukai satu orang dan menyebabkan pemadaman listrik bagi 5.000 penduduk, menurut laporan jaksa penuntut melalui Telegram.
Baca Juga: Rusia Luncurkan Serangan Rudal Besar-besaran ke Fasilitas Listrik Ukraina
Serangan tersebut juga merusak gedung administrasi, perumahan, serta fasilitas penyimpanan milik perusahaan swasta. Hingga Kamis pagi, sekitar 49.000 pelanggan masih mengalami pemadaman listrik, kata Gubernur Odesa, Oleh Kiper.
Namun, teknisi telah berhasil memulihkan aliran listrik ke dua rumah boiler yang memasok pemanas bagi 500 bangunan yang sebelumnya terdampak serangan.
Rusia mengklaim bahwa serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina bertujuan melemahkan kemampuan militer negara tersebut dan tidak secara sengaja menargetkan warga sipil. Namun, sejak invasi Moskow hampir tiga tahun lalu, ribuan warga sipil telah menjadi korban jiwa.