Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Korea Utara akan mendukung Rusia hingga mencapai kemenangan dalam perang Ukraina, demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son Hui, dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, di Moskow pada Jumat.
"Hubungan tradisional dan persahabatan kita yang telah melalui jalur sejarah yang teruji, hari ini meningkat ke tingkat baru hubungan persahabatan militer yang tak terkalahkan," kata Choe, seraya memuji peran pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam memperkuat hubungan kedua negara.
Choe menyatakan keyakinannya bahwa di bawah kepemimpinan Putin, tentara dan rakyat Rusia akan meraih kemenangan besar dalam perjuangan suci mereka untuk melindungi hak kedaulatan dan kepentingan keamanan negara mereka.
Baca Juga: AS Sebut Ada Bukti Pasukan Korea Utara di Rusia untuk Terlibat Perang Ukraina
"Kami memastikan bahwa hingga hari kemenangan, kami akan berdiri teguh di samping kawan-kawan Rusia kami," tegas Choe.
Lavrov, dalam sambutannya, menekankan hubungan yang sangat dekat antara militer kedua negara, yang memungkinkannya untuk menyelesaikan tugas-tugas keamanan penting bersama.
Tidak ada pernyataan terkait laporan dari Amerika Serikat, NATO, Korea Selatan, dan Ukraina yang menyebutkan bahwa Korea Utara telah mengirim sekitar 10.000 tentara ke Rusia. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, juga menolak memberikan komentar tambahan terkait laporan tersebut.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, sebelumnya mengatakan bahwa 8.000 tentara Korea Utara ditempatkan di wilayah Kursk, di mana pasukan Ukraina sempat menerobos perbatasan pada bulan Agustus. Blinken memperkirakan bahwa pasukan Korea Utara akan segera terlibat dalam pertempuran melawan Ukraina.
Baca Juga: Korea Utara dan Rusia Teken Pakta dalam Bidang Bantuan Militer
"Kami sangat berterima kasih kepada teman-teman Korea atas posisi berprinsip mereka terkait peristiwa yang terjadi di Ukraina akibat tindakan Barat yang memajukan NATO ke timur dan mendukung rezim rasis yang secara terbuka ingin memusnahkan segala hal yang berbau Rusia," ungkap Lavrov.
Lavrov juga menyebutkan adanya kontak erat antara militer kedua negara, yang memungkinkan mereka untuk menyelesaikan tugas keamanan yang signifikan.
Choe menambahkan bahwa kedua negara harus terus mempererat hubungan mereka berdasarkan perjanjian yang ditandatangani oleh pemimpin kedua negara pada bulan Juni, termasuk klausul pertahanan bersama.
Moskow belum secara resmi mengonfirmasi ataupun membantah keberadaan pasukan Korea Utara di wilayah Rusia. Putin sebelumnya menyatakan bahwa Rusia akan menentukan bagaimana menerapkan perjanjian dengan Kim Jong Un.
Baca Juga: Sekjen NATO Konfirmasi Kehadiran Pasukan Korea Utara di Rusia
Choe, dalam pernyataannya yang disiarkan di televisi, menuduh Amerika Serikat dan Korea Selatan merencanakan serangan nuklir terhadap Korea Utara, meski tidak memberikan bukti untuk mendukung tuduhannya.
Ia juga menyinggung adanya konsultasi rutin antara Washington dan Seoul yang ditudingnya sebagai bagian dari rencana tersebut.
Lebih lanjut, Choe menyatakan bahwa situasi di Semenanjung Korea bisa meledak kapan saja dan menekankan bahwa Korea Utara perlu memperkuat persenjataan nuklirnya serta meningkatkan kesiapan untuk melancarkan serangan nuklir balasan jika diperlukan.