kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   -7.000   -0,46%
  • USD/IDR 15.730   -85,00   -0,54%
  • IDX 7.635   -60,03   -0,78%
  • KOMPAS100 1.181   -8,24   -0,69%
  • LQ45 935   -8,40   -0,89%
  • ISSI 231   -0,36   -0,16%
  • IDX30 482   -4,59   -0,94%
  • IDXHIDIV20 578   -4,42   -0,76%
  • IDX80 134   -0,87   -0,64%
  • IDXV30 141   -0,34   -0,24%
  • IDXQ30 160   -0,84   -0,52%

Sekjen NATO Konfirmasi Kehadiran Pasukan Korea Utara di Rusia


Senin, 28 Oktober 2024 / 20:19 WIB
Sekjen NATO Konfirmasi Kehadiran Pasukan Korea Utara di Rusia
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengadakan konferensi pers menjelang pertemuan Menteri Pertahanan NATO di Brussels, Belgia, 16 Oktober 2024. REUTERS/Yves Herman


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  BRUSSELS. Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, pada Senin mengonfirmasi bahwa pasukan Korea Utara telah dikerahkan ke wilayah Kursk, Rusia. 

Rutte menyatakan bahwa pengerahan ini menunjukkan peningkatan kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara, yang dianggap sebagai ancaman bagi keamanan di kawasan Indo-Pasifik dan Euro-Atlantik.

“Pengerahan pasukan ini merupakan eskalasi signifikan keterlibatan Korea Utara dalam perang ilegal Rusia di Ukraina, sekaligus pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB,” ujar Rutte kepada wartawan setelah pertemuan dengan delegasi Korea Selatan.

Baca Juga: Rusia Kerahkan Tentara Bayaran Korea Utara ke Garis Depan Ukraina Pakai Truk Sipil

Pasukan Ukraina telah melancarkan serangan besar di Kursk sejak Agustus dan masih aktif di wilayah tersebut. Menurut Rutte, keterlibatan Korea Utara menunjukkan semakin besar rasa putus asa Presiden Rusia Vladimir Putin. 

Ia juga mengungkapkan bahwa lebih dari 600.000 tentara Rusia tewas atau terluka dalam perang tersebut, dan Putin tidak dapat mempertahankan serangannya tanpa bantuan asing.

Kremlin membantah laporan tentang pengerahan pasukan Korea Utara, menyebutnya sebagai "berita palsu". Namun, pada Kamis lalu, Putin tidak secara tegas menyangkal keberadaan pasukan tersebut di Rusia, dan menyatakan bahwa pelaksanaan perjanjian kemitraan dengan Pyongyang adalah urusan internal Moskow.

Perwakilan Korea Utara untuk PBB di New York juga menepis laporan itu, menyebutnya sebagai "rumor tak berdasar".

Baca Juga: Utusan Korsel akan Berkunjung ke Markas NATO, Bicarakan Hubungan Rusia-Korut

Sementara itu, pejabat tinggi Ukraina, Andriy Yermak, mendesak respons lebih tegas dari negara-negara Barat terhadap keterlibatan Korea Utara. Ia menyatakan bahwa sanksi saja tidak cukup, dan menyerukan peningkatan pasokan senjata untuk Ukraina guna menghadapi eskalasi tersebut.

"Kami membutuhkan senjata dan strategi yang jelas untuk menghentikan keterlibatan Korea Utara dalam perang di Eropa," ujar Yermak.

Selanjutnya: Ini Sebab Harga Minyak Anjlok Hampir 6% pada Senin (28/10) Malam

Menarik Dibaca: Peringati Hari Sumpah Pemuda, Menkomdigi Dorong Digitalisasi Bersama



TERBARU
Kontan Academy
FREE WEBINAR - Bongkar Strategi Viral Digital Marketing Terbaru 2025 FREE WEBINAR - The Psychology of Selling

[X]
×