Sumber: Yonhap,Yonhap,Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - SEOUL dan KYIV - Rusia diduga menggunakan truk berpelat sipil untuk mengangkut "tentara bayaran" dari Korea Utara ke daerah garis depan perang melawan Ukraina.
Hal ini diungkapkan dinas intelijen militer Ukraina, di tengah kekhawatiran atas kemungkinan pasukan Korea Utara ikut bertempur dalam perang Rusia di Ukraina.
Menurut Intelijen Pertahanan Ukraina, pada hari Minggu (27/10), petugas polisi Rusia menghentikan sebuah truk berpelat sipil yang membawa personel militer Korea Utara di jalan raya Kursk-Voronezh dengan catatan pengemudi tidak memiliki perintah untuk bertempur.
Baca Juga: Vladimir Putin Rencanakan Kemajuan Pasukan Rusia di Garis Depan Ukraina
Pengumuman itu muncul di tengah laporan tentang pasukan Korea Utara yang berkumpul di wilayah barat daya Rusia, Kursk, tempat serangan besar Ukraina terjadi pada bulan Agustus.
Pekan lalu, badan mata-mata Korea Selatan mengatakan 3.000 warga Korea Utara telah dikirim ke Rusia, dengan sekitar 10.000 diperkirakan akan dikerahkan pada bulan Desember.
Amerika Serikat juga telah mengonfirmasi sedikitnya 3.000 warga Korea Utara telah dikirim ke Rusia timur bulan ini.
Menutip Yonhap, Korea Selatan telah berjanji untuk mengambil "langkah bertahap" sebagai tanggapan atas tingkat kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia.
Baca Juga: Rusia Izinkan Impor Bir Korea Utara, Hubungan Semakin Hangat
Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan Korea Selatan dapat mempertimbangkan untuk memberikan senjata kepada Ukraina, dalam kemungkinan perubahan dari kebijakannya sebeluymnya yang hanya mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Serangan Drone Ukraina
Menurut saluran Rusia di aplikasi Telegram, pesawat nirawak Ukraina menargetkan pabrik etanol di wilayah selatan Rusia, Voronezh.
Sementara gubernur daerah tersebut mengatakan serangan itu melukai dua orang, memicu kebakaran, dan merusak dua perusahaan industri.
Petugas pemadam kebakaran telah memadamkan api di distrik Anninsky di wilayah tersebut yang melukai dua pekerja, kata Alexander Gusev, gubernur daerah tersebut, di aplikasi pesan Telegram.
Tonton: Situasi Parah, Populasi Ukraina Anjlok 10 Juta Sejak Invasi Rusia
Sekitar 10 pesawat nirawak Ukraina dihancurkan atau dicegat di wilayah tersebut pada Minggu malam. Dampaknya beberapa puing-puing pesawat telah merusak beberapa bangunan di distrik tersebut, serta di distrik Novokhopersky.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan hanya satu pesawat nirawak Ukraina yang dihancurkan di wilayah Voronezh, dari total 21 pesawat yang jatuh di wilayahnya semalam.
Ledakan terdengar di dekat pabrik etanol di desa Krasnoye di distrik Novokhopersky, kata saluran berita Baza di Telegram, yang dekat dengan dinas keamanan Rusia, serta beberapa saluran berita lain di aplikasi tersebut.
Saluran berita terkini SHOT mengatakan kebakaran terjadi di sebuah penyulingan di desa Anna di Anninsky. Video di media sosial menunjukkan kobaran api besar di sebuah gedung yang menerangi kegelapan.
Baca Juga: Tentara Korea Utara Berperang untuk Rusia di Ukraina, Seberapa Besar Kekuatannya?
Reuters dapat mengonfirmasi lokasi gambar media sosial tersebut sebagai distrik Anninsky di wilayah Voronezh. Namun tanggal kejadian tidak dapat diverifikasi.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen laporan kerusakan pada dua penyulingan.
Tidak ada komentar langsung dari Ukraina. Kyiv sering mengatakan serangan pesawat nirawaknya di dalam Rusia menargetkan infrastruktur utama bagi upaya perang Rusia, sebagai tanggapan atas serangan berkelanjutan Moskow di wilayah Ukraina.