Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keterlibatan Korea Utara dalam perang Rusia-Ukraina semakin jelas dengan laporan bahwa insinyur militer Korea Utara telah dikerahkan untuk membantu Rusia menargetkan Ukraina dengan rudal balistik.
Sumber-sumber senior di Kyiv dan Seoul mengungkapkan bahwa beberapa warga Korea Utara yang beroperasi di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia telah tewas. Keberadaan puluhan warga Korea Utara di balik garis Rusia, yang bertugas mendukung sistem peluncur rudal KN-23, dikonfirmasi oleh pejabat Ukraina kepada The Guardian.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, pada tahun lalu melakukan perjalanan ke Rusia untuk bertemu dengan Vladimir Putin dalam pertemuan puncak, yang memperkuat hubungan kedua negara melalui kesepakatan senjata rahasia.
Pengiriman amunisi dari Pyongyang dianggap krusial dalam membantu Rusia melanjutkan perang di Ukraina timur, tetapi indikasi semakin jelas bahwa kesepakatan ini mencakup lebih dari sekadar pengadaan materi militer.
Baca Juga: Korea Utara Ancam Memutus Akses Jalan dan Kereta Api dengan Korea Selatan
Beberapa warga Korea Utara dikabarkan tewas dalam serangan rudal Ukraina di dekat Donetsk pekan lalu, meskipun belum diketahui apakah mereka adalah insinyur militer atau pasukan lain.
Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Yong-hyun, menegaskan di depan anggota parlemen bahwa sangat mungkin perwira Korea Utara telah dikerahkan untuk berperang di samping pasukan Rusia.
Bagi Korea Utara, keterlibatan dalam perang ini memberikan kesempatan untuk menguji senjata dan memperoleh pengalaman tempur bagi tentaranya, serta memperkuat posisinya dengan sekutu internasional yang kuat.
Lim Eul-chul, seorang profesor di Institut Studi Timur Jauh di Seoul, mengatakan bahwa pengiriman tentara ini mungkin dimaksudkan untuk memberikan pelatihan tempur nyata bagi Korea Utara.
Meskipun rudal dan peluru Korea Utara terkenal kurang andal, pasokan mereka sangat penting bagi Rusia dalam mempertahankan serangan tanpa henti terhadap Ukraina. Diperkirakan Korea Utara telah menyediakan lebih dari dua juta peluru besar kaliber yang digunakan di medan perang tahun ini.
Baca Juga: Kim Jong Un Kembali Mengancam Penggunaan Senjata Nuklir
Rudal KN-23 juga digunakan dalam sejumlah serangan di seluruh Ukraina, dan rudal ini telah dibandingkan dengan rudal Iskander-M milik Rusia, dengan jangkauan sekitar 450 km dan membawa hulu ledak seberat 500 kg.
Meskipun baik Rusia maupun Korea Utara menyangkal penjualan senjata, hubungan antara kedua negara semakin erat dalam beberapa bulan terakhir. Kim Jong-un menggambarkan Putin sebagai "kamerad terdekatnya" dalam sebuah pesan ulang tahun, dan dalam kunjungan kenegaraan Putin ke Korea Utara pada bulan Juni, kedua pemimpin menandatangani perjanjian bantuan timbal balik.
Sebagai imbalan atas dukungan militernya, Korea Utara diduga mencari bantuan Rusia untuk program satelit mata-mata yang sedang mereka kembangkan, meskipun belum jelas sejauh mana Rusia bersedia berbagi teknologi militer sensitif.