Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Tiongkok menyebut tarif baru yang dikenakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap barang-barang asal Tiongkok sebagai langkah “hipokrit”, sambil membela kebijakan pembatasan ekspor logam tanah jarang (rare earth) dan peralatan terkait. Namun Beijing belum memberlakukan tarif balasan terhadap produk AS.
Reuters melaporkan, pada Jumat lalu, Trump menanggapi kebijakan ekspor terbaru Tiongkok dengan mengenakan tarif tambahan 100% terhadap ekspor Tiongkok ke AS, disertai pembatasan baru atas ekspor perangkat lunak penting mulai 1 November 2025.
Ketegangan dagang yang kembali memanas ini mengguncang Wall Street, membuat saham-saham teknologi besar anjlok, dan memicu kekhawatiran di kalangan perusahaan asing yang bergantung pada produksi logam tanah jarang olahan dari Tiongkok. Kondisi ini juga berisiko menggagalkan pertemuan puncak antara Trump dan Presiden Xi Jinping yang rencananya digelar akhir bulan ini.
Pernyataan Kementerian Perdagangan Tiongkok pada Minggu merupakan tanggapan langsung pertama terhadap unggahan panjang Trump di Truth Social dua hari sebelumnya. Dalam unggahannya, Trump menuduh Beijing memicu kembali ketegangan dagang setelah enam bulan “gencatan senjata” yang memungkinkan kedua negara berdagang tanpa tarif tinggi.
Baca Juga: Dibatasi, Ekspor Tanah Jarang China Turun 31% di Bulan September 2025
“Hubungan kami dengan Tiongkok selama enam bulan terakhir sangat baik, jadi langkah mereka kali ini sungguh mengejutkan,” tulis Trump.
Kementerian Perdagangan Tiongkok dalam pernyataan panjang menegaskan bahwa pembatasan ekspor logam tanah jarang merupakan respons terhadap serangkaian langkah AS sejak perundingan perdagangan bilateral di Madrid bulan lalu.
Beijing mencontohkan penambahan perusahaan Tiongkok ke daftar hitam perdagangan AS, serta pengenaan biaya pelabuhan bagi kapal yang terkait dengan Tiongkok sebagai bukti tekanan dari Washington.
“Tindakan AS telah merugikan kepentingan Tiongkok dan merusak suasana pembicaraan ekonomi serta perdagangan bilateral. Tiongkok menentang keras hal ini,” tulis kementerian tersebut.
Namun Beijing tidak secara eksplisit mengaitkan tindakan AS itu dengan pembatasan ekspor logam tanah jarang, dan menekankan bahwa kebijakan tersebut didorong oleh kekhawatiran atas potensi penggunaan militer, di tengah “frekuensi meningkatnya konflik bersenjata” di dunia.
Berbeda dengan kebiasaan sebelumnya, Tiongkok tidak langsung membalas dengan tarif baru terhadap impor dari AS. Pada awal tahun, kedua kekuatan ekonomi itu saling menaikkan tarif hingga mencapai 145% untuk AS dan 125% untuk Tiongkok.
Baca Juga: China Batasi Ekspor Tanah Jarang, Donald Trump Balas Naikkan Tarif Impor Jadi 100%