kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS tuding Huawei mencuri rahasia dagang, berkonspirasi dengan Korea Utara


Jumat, 14 Februari 2020 / 04:25 WIB
AS tuding Huawei mencuri rahasia dagang, berkonspirasi dengan Korea Utara
ILUSTRASI. logo Huawei. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Kepala keuangan Huawei, Meng Wanzhou, ditangkap pada Desember 2018 di Kanada atas tuduhan dalam dakwaan itu. Namun, dia mengatakan dirinya tidak bersalah dan berjuang melawan ekstradisi.

Dalam dakwaan sebelumnya, Meng dan Huawei dituduh berkonspirasi untuk menipu HSBC dan bank lain dengan secara keliru menggambarkan hubungan Huawei dengan perusahaan yang beroperasi di Iran.

Tidak ada dakwaan baru terhadap Meng dalam dakwaan teranyar tersebut.

Baca Juga: Bikin pesaing Google Play Store, Huawei, Oppo, Vivo, dan Xiaomi berkongsi

Pencurian rahasia dagang baru terkait dengan kode sumber router internet, teknologi antena seluler, dan robotika.

Sebagai contoh, mulai tahun 2000, Huawei dan anak perusahaannya Futurewei dituduh melakukan penyelewengan kode sumber sistem operasi untuk router internet, perintah yang digunakan untuk berkomunikasi dengan router, dan manual sistem operasi, dari perusahaan yang tidak dikenal di California Utara.

Perusahaan kemudian menjual router mereka di Amerika Serikat sebagai versi yang lebih murah dari produk perusahaan AS, menurut surat dakwaan.

Baca Juga: Ketika Penjualan Apple Tak Lagi Secemerlang Dulu

Huawei juga dituduh merekrut karyawan dari perusahaan lain, melakukan upaya untuk mendapatkan kekayaan intelektual dari perusahaan-perusahaan itu, dan menggunakan profesor di lembaga penelitian untuk mendapatkan teknologi.

Pada bulan November, Komisi Komunikasi Federal melakukan pemungutan suara untuk melarang operator nirkabel di wilayah pedesaan AS dari mencairkan dana pemerintah senilai US$ 8,5 miliar untuk membeli peralatan atau layanan dari Huawei.

Baca Juga: China khawatir Prancis berlaku diskriminatif terhadap jaringan 5G Huawei

Jaksa Agung AS William Barr mengatakan pada bulan yang sama bahwa Huawei “tidak dapat dipercaya.” Pekan lalu, Barr menyarankan Amerika Serikat mempertimbangkan untuk mengambil kendali atas dua rival asing utama Huawei.




TERBARU

[X]
×