kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS tuding Huawei mencuri rahasia dagang, berkonspirasi dengan Korea Utara


Jumat, 14 Februari 2020 / 04:25 WIB
AS tuding Huawei mencuri rahasia dagang, berkonspirasi dengan Korea Utara
ILUSTRASI. logo Huawei. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Hubungan antara Amerika Serikat dengan produsen ponsel pintar asal China Huawei Technologies Co masih memanas. Bahkan, pada Kamis (13/2/2020), penuntut AS menambahkan tuduhan pencurian rahasia dagang ke kasus penipuan bank mereka terhadap Huawei. Kondisi ini semakin meruncingkan pertikaian AS dengan pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia tersebut.

Dakwaan baru, yang menggantikan satu dakwaan tahun lalu, diajukan di pengadilan federal di Brooklyn, New York. Melansir Reuters, AS menuntut Huawei karena berkonspirasi mencuri rahasia dagang dari enam perusahaan teknologi AS dan melanggar Racketeer Influenced and Corrupt Organizations Act (RICO).

Selain itu, AS juga menuduh Huawei tentang keterlibatannya di negara-negara yang dikenai sanksi, seperti Iran dan Korea Utara.

Baca Juga: Taiwan terbangkan F-16 membayangi pembom China yang terbang di sekitar Taiwan

"Surat dakwaan tersebut melukiskan potret yang memberatkan dari sebuah organisasi tidak sah yang tidak memedulikan hukum," kata ketua Komite Intelijen Senat AS Richard Burr dan wakil ketua Mark Warner dalam sebuah pernyataan bersama seperti yang dikutip Reuters.

Senator Partai Republik dan Demokrat mengatakan bahwa merupakan langkah penting dalam memerangi perusahaan yang diarahkan oleh negara dan aksi kriminal perusahaan.

Terkait hal ini, Huawei menolak berkomentar.

Baca Juga: China ke Prancis: Jangan coba-coba diskriminasi Huawei pada jaringan 5G

Mereka menyatakan tidak bersalah atas dakwaan terhadap perusahaan pada Januari 2019. Pada waktu itu, AS menuduhnya melakukan penipuan bank,  melanggar sanksi terhadap Iran, dan menghalangi keadilan.

Kepala keuangan Huawei, Meng Wanzhou, ditangkap pada Desember 2018 di Kanada atas tuduhan dalam dakwaan itu. Namun, dia mengatakan dirinya tidak bersalah dan berjuang melawan ekstradisi.

Dalam dakwaan sebelumnya, Meng dan Huawei dituduh berkonspirasi untuk menipu HSBC dan bank lain dengan secara keliru menggambarkan hubungan Huawei dengan perusahaan yang beroperasi di Iran.

Tidak ada dakwaan baru terhadap Meng dalam dakwaan teranyar tersebut.

Baca Juga: Bikin pesaing Google Play Store, Huawei, Oppo, Vivo, dan Xiaomi berkongsi

Pencurian rahasia dagang baru terkait dengan kode sumber router internet, teknologi antena seluler, dan robotika.

Sebagai contoh, mulai tahun 2000, Huawei dan anak perusahaannya Futurewei dituduh melakukan penyelewengan kode sumber sistem operasi untuk router internet, perintah yang digunakan untuk berkomunikasi dengan router, dan manual sistem operasi, dari perusahaan yang tidak dikenal di California Utara.

Perusahaan kemudian menjual router mereka di Amerika Serikat sebagai versi yang lebih murah dari produk perusahaan AS, menurut surat dakwaan.

Baca Juga: Ketika Penjualan Apple Tak Lagi Secemerlang Dulu

Huawei juga dituduh merekrut karyawan dari perusahaan lain, melakukan upaya untuk mendapatkan kekayaan intelektual dari perusahaan-perusahaan itu, dan menggunakan profesor di lembaga penelitian untuk mendapatkan teknologi.

Pada bulan November, Komisi Komunikasi Federal melakukan pemungutan suara untuk melarang operator nirkabel di wilayah pedesaan AS dari mencairkan dana pemerintah senilai US$ 8,5 miliar untuk membeli peralatan atau layanan dari Huawei.

Baca Juga: China khawatir Prancis berlaku diskriminatif terhadap jaringan 5G Huawei

Jaksa Agung AS William Barr mengatakan pada bulan yang sama bahwa Huawei “tidak dapat dipercaya.” Pekan lalu, Barr menyarankan Amerika Serikat mempertimbangkan untuk mengambil kendali atas dua rival asing utama Huawei.




TERBARU

[X]
×