kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS yakin serangan ke Arab Saudi berasal dari Iran menggunakan rudal jelajah


Rabu, 18 September 2019 / 07:57 WIB
AS yakin serangan ke Arab Saudi berasal dari Iran menggunakan rudal jelajah
ILUSTRASI. Ledakan di kilang minyak Aramco, Abqaiq, Arab Saudi (14/9/2019).


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) meyakini, serangan yang melumpuhkan fasilitas minyak Arab Saudi akhir pekan lalu berasal dari Barat Daya Iran. 

Tiga pejabat AS mengatakan kepada Reuters dengan syarat anonim, serangan itu melibatkan rudal jelajah dan drone. Ini menunjukkan, Iran melibatkan tingkat kompleksitas dan kecanggihan yang lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.

Para pejabat itu memang tidak memberikan bukti atau menjelaskan intelijen AS apa yang mereka gunakan untuk mendukung pernyataannya tersebut. Tapi, mereka bilang,  data intelijen seperti itu jika dibagikan secara publik, selanjutnya bisa menekan AS, Arab Saudi, dan yang lainnya untuk merespons, bahkan mungkin secara militer.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Arab Saudi akan beberkan bukti keterlibatan Iran

Televisi Pemerintah Arab Saudi menyatakan, Kementerian Pertahanan Arab Saudi akan mengadakan konferensi pers hari ini yang akan menunjukkan bukti keterlibatan Iran dalam serangan atas fasilitas Aramco, termasuk penggunaan senjata Iran.

Iran membantah terlibat dalam serangan itu. Sekutu Iran dalam perang saudara Yaman, gerakan Houthi, mengaku bertanggungjawab atas serangan itu. Houthi menyebutkan, mereka menabrak fasilitas Aramco dengan drone, beberapa di antaranya menggunakan mesin jet.

Presiden AS Donald Trump, Senin (16/9), mengatakan, tampaknya Iran, yang memiliki sejarah panjang dengan negara tetangga Arab Saudi, berada di balik serangan tersebut.

Baca Juga: Arab Saudi akan memulihkan produksi minyak akhir September, IPO Aramco berlanjut

Tetapi, sekutu AS tetap tidak yakin. Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan, dia tidak yakin, apakah ada yang punya bukti untuk menunjukkan drone “datang dari satu tempat atau yang lain”.




TERBARU

[X]
×