kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

ASEAN Gelar Latihan Militer Gabungan Pertama di Lepas Pantai Indonesia


Jumat, 09 Juni 2023 / 05:22 WIB
ASEAN Gelar Latihan Militer Gabungan Pertama di Lepas Pantai Indonesia


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Negara-negara yang terhimpun dalam ASEAN akan mengadakan latihan militer gabungan pertamanya di Laut China Selatan. Ini merupakan latihan keamanan multilateral terbaru di tengah meningkatnya ketegangan dan ketidakpastian di wilayah tersebut.

Keputusan itu diambil dalam pertemuan para komandan militer 10 negara anggota ASEAN di Indonesia, yang akan menjadi tuan rumah latihan militer di Laut Natuna Utara, perairan paling selatan Laut China Selatan.

Mengutip Reuters, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, mengatakan kepada kantor berita Antara bahwa latihan tersebut akan dilakukan pada bulan September dan tidak termasuk pelatihan operasi tempur. Tujuannya, kata Margono, untuk memperkuat “sentralitas ASEAN”.

Negara-negara ASEAN selama bertahun-tahun telah diuji oleh persaingan antara Amerika Serikat dan China yang dimainkan di Laut China Selatan. Anggota ASEAN seperti Vietnam, Filipina, Brunei dan Malaysia memiliki klaim yang bersaing dengan Beijing, yang menegaskan kedaulatan atas hamparan laut yang luas, termasuk bagian dari zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.

Baca Juga: 37 Jet Tempur China Mendekat, Sistem Pertahanan Udara Taiwan Masuk Mode Aktif

Juru bicara militer Indonesia Julius Widjojono mengatakan latihan itu terkait dengan risiko tinggi bencana di Asia, khususnya Asia Tenggara.

Laut China Selatan telah mengalami ketegangan konstan akhir-akhir ini ketika China menekan klaimnya dengan penyebaran besar penjaga pantai dan kapal penangkap ikan sejauh 1.500 km (932 mil) dari garis pantainya. 

China mengklaim kedaulatan melalui sembilan garis putus-putus yang luas berdasarkan peta bersejarahnya. Klaim tersebut sudah dimentahkan oleh pengadilan arbitrase internasional pada tahun 2016 karena tidak memiliki dasar hukum.

ASEAN telah mendorong agar kode etik maritim yang telah lama ditunggu-tunggu dengan China segera diselesaikan. Kini, beberapa anggotanya telah berselisih dengan Beijing dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: China-Rusia Menggelar Patroli Udara Bersama di Atas Laut Jepang & Laut China Timur

Vietnam mengkritik penempatan kapal penelitian China di dekat beberapa blok gas di ZEE-nya.

Filipina juga melayangkan kritik keras kepada penjaga pantai China karena "manuver berbahaya" dan "taktik agresif". Bahkan Filipina berencana untuk mengadakan patroli bersama dengan Amerika Serikat.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×