Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Elon Musk, salah satu tokoh kontroversial dan berpengaruh di dunia teknologi, kembali menjadi sorotan. Bukan karena peluncuran roket atau pernyataan nyelenehnya di platform X (dulu Twitter), tetapi akibat bocoran dokumen yang mengungkap aturan ketat dalam penggunaan jet pribadi mewah miliknya, Gulfstream G650ER.
Dalam suasana ekonomi yang penuh gejolak akibat perang dagang yang dipicu Presiden Donald Trump, kehidupan Musk menjadi sorotan bukan hanya dari sisi bisnis, tetapi juga sisi pribadi.
Jet Pribadi Gulfstream G650ER: Simbol Keangkuhan atau Efisiensi Waktu?
Mengutip ladbible, Jet pribadi G650ER milik Elon Musk, yang konon berjumlah dua unit, merupakan simbol mobilitas super cepat dan eksklusif. Dengan kapasitas hanya 18 kursi, pesawat ini menjadi ruang privat yang penuh dengan aturan unik.
Baca Juga: Sukses Menjalankan Bisnis, Ini Rahasia yang Dilakukan Elon Musk
Berdasarkan dokumen yang bocor pasca serangan siber terhadap NetJets (dilaporkan oleh Bloomberg), Musk memiliki pedoman etik yang sangat ketat untuk para penumpangnya, antara lain:
-
Tidak boleh menawarkan bantuan teknologi. Musk menganggap dirinya mandiri secara teknologis dan hanya akan meminta bantuan jika diperlukan.
-
Ventilasi udara tidak boleh digunakan. Karena dianggap terlalu bising, sirkulasi udara manual dilarang digunakan.
-
Suhu kabin dijaga pada 18°C.
-
Percakapan ringan tidak dianjurkan. Musk lebih memilih perjalanan langsung dan cepat tanpa interupsi percakapan yang tidak perlu.
-
Lampu kabin diredupkan. Musk sering memanfaatkan waktu di udara untuk tidur.
Dalam konteks sosial, hal ini mencerminkan karakter Musk yang sangat fokus dan tidak kompromistis terhadap preferensi pribadi, bahkan di ruang privat.
Krisis Keuangan Musk: Dampak Tarif Trump dan Dugaan Konspirasi
Situasi keuangan Musk juga tengah mengalami tekanan. Dalam beberapa bulan terakhir, kekayaannya dilaporkan menyusut hingga sekitar US$41 miliar, sebagian besar akibat menurunnya penjualan Tesla secara global.
Baca Juga: Trump Bikin Elon Musk Rugi Triliunan! Kekayaan Anjlok Jadi di Bawah Rp 5.060 Triliun
Penurunan ini terjadi setelah Musk menerima posisi sebagai penasihat khusus Presiden Trump, yang memicu spekulasi adanya konflik kepentingan dan tekanan politik terhadap perusahaan miliknya.
Bahkan, Musk sendiri menuding adanya konspirasi untuk menghancurkan Tesla, meskipun bukti konkret belum muncul ke publik. Ketika perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin intensif, banyak miliarder — termasuk Musk — terdampak langsung oleh kebijakan tarif baru.
Situasi ini diperparah dengan spekulasi bahwa Trump dan Musk memiliki hubungan yang kompleks, termasuk dugaan bahwa Trump kerap menjadi tamu tetap dalam jet pribadi Musk.
Sisi Personal Musk: Konflik Keluarga dan Ketegangan dengan Anak
Ketegangan di dalam keluarga Musk juga menjadi sorotan publik. Salah satu putrinya, Vivian Jenna Wilson, diketahui secara terbuka memutus hubungan dengan sang ayah, bahkan menyebutnya sebagai “anak kecil yang menyedihkan.”
Dengan total 14 anak dari 4 ibu berbeda, logistik perjalanan Musk menjadi rumit. Bahkan, jika seluruh anak dan ibu mereka ingin ikut terbang, satu kursi akan tetap kurang di pesawat.
Baca Juga: Elon Musk Naik Pitam! Tesla Jadi Sasaran Hinaan Penasihat Trump
Kritik terhadap Gaya Hidup dan Lingkungan
Walaupun Musk dikenal sebagai pengusaha teknologi ramah lingkungan, gaya hidupnya memunculkan kontradiksi. Penggunaan jet pribadi untuk jarak pendek yang bisa ditempuh dalam waktu 10 menit dengan mobil menimbulkan pertanyaan tentang komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan.
Sementara Tesla mengusung misi hijau, kebiasaan ini bertolak belakang dengan citra tersebut.
