Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Pemerintah Australia mengatakan bahwa pihaknya mengajukan keluhan resmi kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas pengenaan bea anti-dumping China pada ekspor anggur asal Australia, yang semakin meningkatkan kebuntuan perdagangan dengan Beijing.
"Pemerintah akan terus membela kepentingan produsen anggur Australia dengan menggunakan sistem yang ditetapkan di WTO untuk menyelesaikan perbedaan kami," kata Dan Tehan Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia dalam siaran pers bersama dengan Menteri Pertanian Australia David Littleproud.
Hubungan dengan China, yang sudah goyah setelah Australia melarang Huawei dari jaringan broadband 5G yang baru lahir pada 2018, telah memburuk sejak Canberra menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul virus corona, yang pertama kali dilaporkan di China tengah tahun lalu.
Baca Juga: Model Boeing 737 MAX terbesar berhasil lepas landas pada penerbangan perdananya
China, mitra dagang terbesar Australia, menanggapi dengan mengenakan tarif pada komoditas Australia, termasuk anggur dan jelai dan impor terbatas daging sapi, batu bara, dan anggur Australia, langkah-langkah yang digambarkan oleh Amerika Serikat sebagai "pemaksaan ekonomi".
Tahun lalu, Australia meluncurkan seruan resmi ke WTO untuk meminta peninjauan kembali keputusan China untuk mengenakan tarif yang besar dan kuat pada impor jelai Australia.
Tarif anggur berlipat ganda atau tiga kali lipat harganya dan membuat pasar China tidak layak bagi eksportir, kata pemerintah Australia sebelumnya.
Pembuat anggur Australia mengirimkan hanya A$12 juta ($9 juta) anggur ke China dalam empat bulan dari Desember hingga Maret, dari A$325 juta setahun sebelumnya. Hal ini jadi bukti bahwa tarif baru yang besar dan kuat telah menghapus pasar ekspor terbesar mereka.