kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Australia Tak Lagi Mengakui Yerusalem Barat Sebagai Ibu Kota Israel


Selasa, 18 Oktober 2022 / 11:45 WIB
Australia Tak Lagi Mengakui Yerusalem Barat Sebagai Ibu Kota Israel
ILUSTRASI. Kompleks yang menampung Masjid Al-Aqsha di Yerusalem 8 Juni 2022.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Pemerintah Australia pada hari Selasa (18/10) berubah haluan dengan menarik pengakuannya atas Yerusalem barat sebagai ibu kota Israel. Kini Australia mendukung agar konflik Israel dan Palestina diselesaikan dengan solusi dua-negara.

Di bawah pemerintahan baru, Menteri Luar Negeri Penny Wong berani mengambil langkah yang berbeda dari pendahulunya. Namun, Wong menegaskan bahwa Australia akan tetap menjadi teman bagi kedua negara.

"Australia berkomitmen untuk solusi dua negara di mana Israel dan negara Palestina masa depan hidup berdampingan, dalam perdamaian dan keamanan, dalam perbatasan yang diakui secara internasional," ungkap Wong, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Rusia dan Palestina Buka Peluang Kerja Sama Militer dan Intelijen

Wong mengatakan keputusan itu dibuat oleh Kabinet Perdana Menteri Anthony Albanese pada hari Selasa, disusul oleh penutupan Kedutaan Israel di Canberra.

Perdana Menteri Australia sebelumnya, Scott Morrison, pada tahun 2018 secara resmi mengakui Yerusalem barat sebagai ibu kota Israel. Keputusan itu sekaligus mengubah kebijakan Australia terhadap Timur Tengah yang telah bertahan beberapa dekade.

Baca Juga: Tidak Percaya AS, Presiden Palestina Mahmoud Abbas Mengaku Lebih Menyukai Rusia

Bagi Wong, keputusan Morrison telah membawa Australia keluar dari langkah mayoritas komunitas internasional. Keputusan itu pun disebut telah mendapat respons negatif dari tetangganya yang mayoritas Muslim, Indonesia.

"Saya menyesal bahwa keputusan Morrison untuk bermain politik mengakibatkan pergeseran posisi Australia," lanjutnya.

Koalisi yang mengusung Morrison kalah dalam pemilihan nasional pada bulan Mei. Kini pemerintahan Australia dikuasai oleh Partai Buruh yang akhirnya berkuasa kembali setelah sembilan tahun.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×