kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.378.000   -2.000   -0,08%
  • USD/IDR 16.697   21,00   0,13%
  • IDX 8.534   11,80   0,14%
  • KOMPAS100 1.183   3,00   0,25%
  • LQ45 858   1,04   0,12%
  • ISSI 301   1,79   0,60%
  • IDX30 442   -1,11   -0,25%
  • IDXHIDIV20 512   -0,58   -0,11%
  • IDX80 133   0,42   0,32%
  • IDXV30 137   0,22   0,16%
  • IDXQ30 142   -0,18   -0,12%

Australia Tak Lagi Mengakui Yerusalem Barat Sebagai Ibu Kota Israel


Selasa, 18 Oktober 2022 / 11:45 WIB
Australia Tak Lagi Mengakui Yerusalem Barat Sebagai Ibu Kota Israel
ILUSTRASI. Kompleks yang menampung Masjid Al-Aqsha di Yerusalem 8 Juni 2022.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Pemerintah Australia pada hari Selasa (18/10) berubah haluan dengan menarik pengakuannya atas Yerusalem barat sebagai ibu kota Israel. Kini Australia mendukung agar konflik Israel dan Palestina diselesaikan dengan solusi dua-negara.

Di bawah pemerintahan baru, Menteri Luar Negeri Penny Wong berani mengambil langkah yang berbeda dari pendahulunya. Namun, Wong menegaskan bahwa Australia akan tetap menjadi teman bagi kedua negara.

"Australia berkomitmen untuk solusi dua negara di mana Israel dan negara Palestina masa depan hidup berdampingan, dalam perdamaian dan keamanan, dalam perbatasan yang diakui secara internasional," ungkap Wong, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Rusia dan Palestina Buka Peluang Kerja Sama Militer dan Intelijen

Wong mengatakan keputusan itu dibuat oleh Kabinet Perdana Menteri Anthony Albanese pada hari Selasa, disusul oleh penutupan Kedutaan Israel di Canberra.

Perdana Menteri Australia sebelumnya, Scott Morrison, pada tahun 2018 secara resmi mengakui Yerusalem barat sebagai ibu kota Israel. Keputusan itu sekaligus mengubah kebijakan Australia terhadap Timur Tengah yang telah bertahan beberapa dekade.

Baca Juga: Tidak Percaya AS, Presiden Palestina Mahmoud Abbas Mengaku Lebih Menyukai Rusia

Bagi Wong, keputusan Morrison telah membawa Australia keluar dari langkah mayoritas komunitas internasional. Keputusan itu pun disebut telah mendapat respons negatif dari tetangganya yang mayoritas Muslim, Indonesia.

"Saya menyesal bahwa keputusan Morrison untuk bermain politik mengakibatkan pergeseran posisi Australia," lanjutnya.

Koalisi yang mengusung Morrison kalah dalam pemilihan nasional pada bulan Mei. Kini pemerintahan Australia dikuasai oleh Partai Buruh yang akhirnya berkuasa kembali setelah sembilan tahun.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×