kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Awas! 86% pasien virus corona tak terdeteksi karena minim gejala


Rabu, 18 Maret 2020 / 18:54 WIB
Awas! 86% pasien virus corona tak terdeteksi karena minim gejala
ILUSTRASI. Petugas medis memakai pakaian pelindung mendistribusikan makanan di stadion olahraga yang diubah menjadi rumahsakit darurat untuk merawat pasien virus corona baru di Wuhan, pusat penyebaran wabah Covid-19, Provinsi Hubei, China, 2 Maret 2020.


Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Pandemi virus corona baru telah menyebar ke lebih dari 160 negara dan menginfeksi lebih dari 189.000. Dalam studi teranyar yang terbit di jurnal Science pada Senin (16/3), terungkap fakta mengejutkan.

Para ahli menemukan, sekitar 86% orang yang terinfeksi virus corona tidak terdeteksi, dan ini memicu penyebaran wabah makin cepat. Melansir Live Science, Rabu (18/3), orang dengan Covid-19 yang tidak terdiagnosis kemungkinan karena mereka tidak merasa sakit.

Studi menemukan, para pasien yang tidak terdiagnosis justru menjadi sumber penyebaran terhadap dua pertiga dari kasus virus corona yang tercatat di China pada minggu-minggu awal kemunculan wabah. Enam dari tujuh kasus positif Covid-19 tidak teridentifikasi di China sebelum ada aturan isolasi.

"Infeksi yang menyerang tidak diketahui (tidak memiliki gejala) sehingga mendorong penyebaran wabah," kata rekan penulis studi Jeffrey Shaman dari Columbia University Mailman School.

Baca Juga: Fakultas Kedokteran UI menerima tes virus corona, ini biayanya

"Sebagian besar infeksi dalam fase ringan dan hanya ada sedikit gejala yang muncul, bahkan tidak ada. Banyak orang tidak sadar telah terinfeksi SARS-CoV-2, kebanyakan mengira hanya flu ringan," ujar Shaman.

Infeksi yang tidak teridentifikasi ini lantaran orang yang positif Covid-19 tidak batuk dan bersin, apalagi demam. Menurut para peneliti, fenomena "hantu" ini bisa menularkan penyakit dengan gejala lebih parah untuk orang lain.

Studi yang menggunakan pemodelan komputer ini melacak infeksi sebelum dan sesudah penerapan lockdown di Kota Wuhan, China.

Para peneliti mengembangkan model komputer untuk mensimulasikan penyebaran SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, di antara 375 kota di China, termasuk Wuhan, tempat virus pertama kali terdeteksi.

Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Dunia: 13.903 Kasus Baru, Italia dan Amerika Terbanyak



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×