Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
Untuk model, mereka menggabungkan data tentang infeksi yang dilaporkan dengan informasi tentang pergerakan orang (berasal dari data ponsel). Ahli memperkirakan, sebelum Wuhan dikunci pada 23 Januari 2020, sebanyak 86% infeksi di China tidak terdeteksi.
Dengan kata lain, untuk setiap kasus virus corona terkonfirmasi, ada enam kasus yang tidak terdeteksi, menurut The Washington Post. Kasus-kasus yang tidak terdeteksi ini bertanggungjawab atas sebagian besar penyakit yang menyebar sebelum penguncian Wuhan, kata para peneliti.
Temuan ini memiliki implikasi untuk penyebaran Covid-19 di seluruh dunia, karena banyak negara tertinggal dalam pengujian untuk penyakit ini.
Baca Juga: Ada 55 kasus corona baru di Indonesia hari ini, jadi rekor kenaikan harian tertinggi
Hasilnya menunjukkan, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia bisa lima hingga 10 kali lebih tinggi dari yang dilaporkan. Ini berarti, Quartz melaporkan, jumlah sebenarnya kasus bisa lebih tinggi dari 1,5 juta.
Mengutip New York Post, Selasa (17/3), Shaman memperingatkan, pentingnya social distance, menjaga jarak dan membatasi ruang gerak di daerah terjangkit wabah virus corona.
"Kita harus memisahkan diri sementara waktu. Virus ini tumbuh subur di lingkungan yang masyarakatnya berbaur dan bertemu satu sama lain," kata Shaman.
Penulis: Gloria Setyvani Putri
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi: 86 Persen Pasien Corona Tidak Terdeteksi karena Minim Gejala"