Reporter: Handoyo | Editor: Catur Ari
Sejak muda, Ayman Asfari sudah dikenal sebagai pekerja keras. Setelah berkarier di Petrofac semenjak tahun 1991, akhirnya ia membeli perusahaan minyak asal Amerika Serikat itu pada 2001. Pria kelahiran Suriah yang kini berkewarganegaraan Inggris ini sukses mengembangkan Petrofac hingga menancapkan kukunya di berbagai belahan dunia. Dengan kekayaan mencapai US$ 1,7 miliar, Forbes menempatkan Asfari sebagai orang paling kaya di dunia urutan ke 736.
Di mata pelaku bisnis minyak dunia, nama Ayman Asfari bukanlah nama yang asing lagi. Terutama bagi mereka yang berbisnis minyak di Jazirah Arab. Asfari adalah pemilik Petrofac, perusahaan minyak yang dia beli tahun 2001 silam. Namanya makin tersohor setelah Petrofac melantai di bursa pada tahun 2005.
Sekarang, perusahaan energi milik Asfari itu memiliki 11.500 karyawan yang tersebar di seluruh dunia. Ia memusatkan bisnisnya di Inggris, Rusia, Aljazair, dan Sudan. Karena bisnis minyak kian cemerlang, keuntungan yang masuk ke kantong Asfari mengalir kian deras. Alhasil, tahun 2011, dia duduk di peringkat ke-736 orang paling kaya dunia dengan kekayaan US$ 1,7 miliar versi Majalah Forbes. Dan, dia orang terkaya ke-26 di Inggris.
Asfari termasuk anak yang beruntung lantaran ia adalah anak seorang diplomat Suriah. Makanya, ia bisa kuliah teknik di Amerika Serikat (AS). Setelah menyabet gelar sarjana, dia bekerja di bidang konstruksi di Oman sembari mengambil S-2 untuk meraih gelar MBA di The Wharton School of the University of Pennsylvania, AS.
Setelah itu, Asfari bekerja di Petrofac tahun 1991. Kariernya melejit dan ia memimpin perusahaan minyak tersebut. Akhirnya, di 2001, dia membeli Petrofac yang berdiri di Tyler, Texas.
Berkat kelihaian Asfari, bisnis Petrofac yang bermarkas di London berkembang pesat. Bahkan, banyak pihak yang mengatakan, jika ada perusahaan minyak skala besar berkumpul, maka di situ pasti ada Petrofac yang lahir tahun 1981.
Bagi kebanyakan orang, Asfari yang kelahiran Suriah terkenal sebagai sosok yang ramah dan bersahaja. Ia juga memiliki kemampuan kepemimpinan yang lihai. Dengan tangan dinginnya, Petrofac merambah bisnis minyak dunia dan mengelola pengeboran minyak di Laut Utara, Eropa; termasuk merancang peralatan pengeboran dan penyulingan.
Dengan kekayaannya yang segunung, keseharian Asfari selalu dikelilingi oleh fasilitas mewah. Contoh, ia memiliki sebuah mansion di distrik St John’s Wood, London. Pria yang hobi olahraga laut itu juga punya kapal yacht setinggi 99 kaki yang sehari-hari berlabuh di Antibes, kota resor di Prancis, antara Cannes dan Nice yang menghadap Laut Mediterania. Selain itu, Asfari juga memiliki pesawat jet pribadi.
Namun, kehadiran semua fasilitas mewah itu tidak lantas membuat pria berusia 52 tahun ini lupa diri. Ia tetap terobsesi untuk mengembangkan kerajaan bisnisnya lebih besar lagi.
Ada beberapa sifat yang patut diteladani dari sosok Asfari. Salah satunya adalah kerja keras dan fokus dalam mengarungi dunia bisnis yang ia geluti. Asfari memiliki kelebihan juga dalam bidang pemilihan lokasi emas untuk bisnis minyaknya.
Dia juga memiliki cakupan bisnis di wilayah Timur Tengah. Banyak perusahaan minyak di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menjadi klien utama dari Asfari. Koneksi yang ia miliki di dunia Arab itu membuatnya berada di tempat yang menguntungkan. "Bisnis selalu mengarah pada cadangan minyak, dua per tiga cadangan minyak dunia ada di Timur Tengah," ungkap Asfari yang sudah menjadi warga negara Inggris.
Kini, Petrofac masuk dalam daftar 100 perusahaan penyedia indeks pasar saham dari Inggris (FTSE 100 Index) yang berkembang paling pesat. Petrofac yang tahun lalu mengantongi pendapatan sebesar US$ 4,35 miliar berhasil unjuk gigi dan mampu bersaing dengan banyak perusahaan lain, seperti Sclumberger, Halliburton, dan Baker Hughes.
Petrofac yang di 2010 mendapat laba US$ 557,9 juta melantai di Bursa London pada 2005.
(Bersambung)