kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Bagi Mahathir, lawan sesungguhnya bukan Muhyiddin tapi Najib Razak


Sabtu, 13 Juni 2020 / 11:59 WIB
Bagi Mahathir, lawan sesungguhnya bukan Muhyiddin tapi Najib Razak
ILUSTRASI. Muhyiddin Yassin (kiri) dan Mahathir Mohamad mendengarkan pidato selama pertemuan para pemimpin politik dan sipil yang ingin mengubah pemerintahan di Kuala Lumpur, Malaysia, 27 Maret 2016. REUTERS/Olivia Harris


Sumber: South China Morning Post | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Perseteruan Mahathir Mohamad dan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin membawa Malayasia ke dalam krisis politik. Tapi, bagi Mahathir, lawan sesungguhnya bukan Muhyiddin.

Lawan sesungguhnya, buat Mahathir, adalah Najib Razak, mantan Perdana Menteri Malaysia yang ia kalahkan dalam pemilihan pada 2018 lalu, yang siap muncul kembali sebagai kekuatan politik.

Dalam sebuah wawancara dengan This Week In Asia, Mahathir mengatakan, Muhyiddin ada di bawah bayang-bayang Najib, yang ia percaya akan melakukan apa saja untuk menghindari hukuman penjara karena lusinan tuduhan korupsi atas skandal keuangan 1MDB.

Baca Juga: Mahathir melawan, gugat pemecatan oleh Partai Bersatu ke pengadilan

“Satu hal yang pasti, Najib tidak akan bekerja keras untuk menjadikan Muhyiddin sebagai perdana menteri jika ia akan dipenjara,” kata Mahathir seperti dikutip South China Morning Post.

“Dia tidak akan meninggalkan orang ini (untuk menjadi) perdana menteri, dan dia masuk penjara. Dia tidak ingin masuk penjara. Jika dia memiliki perdana menteri yang patuh yang bisa dia pengaruhi, dia mungkin lolos dari hukuman penjara," ujar dia.

Mahathir mengatakan, Najib mungkin berharap untuk kembali secara politis, bahkan sebagai perdana menteri, jika ia berhasil keluar dari masalah hukumnya.

"Setelah dia tidak bersalah dia kemudian akan memenuhi syarat untuk kontes, dan bahkan menjadi perdana menteri. Pada tahap itu, saya pikir dia tidak akan mendukung Muhyiddin sebagai perdana menteri," katanya.

Baca Juga: Politik Malaysia panas lagi usai kubu Mahathir ditangkap komisi anti korupsi

Karena itu, Mahathir bilang, dia dan Anwar Ibrahim “harus bersama”. "Tanpa kebersamaan, kami tidak akan memiliki kekuatan yang kami butuhkan untuk menggeser pemerintah," ujar Mahathir.

Politik Malaysia semakin bergejolak setelah Mahathir dipecat dari keanggotaan Partai Pribumi Bersatu pimpinan Muhyiddin. Ia pun melawan pemecatan itu, termasuk dengan mengajukan gugatan ke pengadilan.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×