Sumber: South China Morning Post | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Perseteruan Mahathir Mohamad dan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin membawa Malayasia ke dalam krisis politik. Tapi, bagi Mahathir, lawan sesungguhnya bukan Muhyiddin.
Lawan sesungguhnya, buat Mahathir, adalah Najib Razak, mantan Perdana Menteri Malaysia yang ia kalahkan dalam pemilihan pada 2018 lalu, yang siap muncul kembali sebagai kekuatan politik.
Dalam sebuah wawancara dengan This Week In Asia, Mahathir mengatakan, Muhyiddin ada di bawah bayang-bayang Najib, yang ia percaya akan melakukan apa saja untuk menghindari hukuman penjara karena lusinan tuduhan korupsi atas skandal keuangan 1MDB.
Baca Juga: Mahathir melawan, gugat pemecatan oleh Partai Bersatu ke pengadilan
“Satu hal yang pasti, Najib tidak akan bekerja keras untuk menjadikan Muhyiddin sebagai perdana menteri jika ia akan dipenjara,” kata Mahathir seperti dikutip South China Morning Post.
“Dia tidak akan meninggalkan orang ini (untuk menjadi) perdana menteri, dan dia masuk penjara. Dia tidak ingin masuk penjara. Jika dia memiliki perdana menteri yang patuh yang bisa dia pengaruhi, dia mungkin lolos dari hukuman penjara," ujar dia.
Mahathir mengatakan, Najib mungkin berharap untuk kembali secara politis, bahkan sebagai perdana menteri, jika ia berhasil keluar dari masalah hukumnya.
"Setelah dia tidak bersalah dia kemudian akan memenuhi syarat untuk kontes, dan bahkan menjadi perdana menteri. Pada tahap itu, saya pikir dia tidak akan mendukung Muhyiddin sebagai perdana menteri," katanya.
Baca Juga: Politik Malaysia panas lagi usai kubu Mahathir ditangkap komisi anti korupsi
Karena itu, Mahathir bilang, dia dan Anwar Ibrahim “harus bersama”. "Tanpa kebersamaan, kami tidak akan memiliki kekuatan yang kami butuhkan untuk menggeser pemerintah," ujar Mahathir.
Politik Malaysia semakin bergejolak setelah Mahathir dipecat dari keanggotaan Partai Pribumi Bersatu pimpinan Muhyiddin. Ia pun melawan pemecatan itu, termasuk dengan mengajukan gugatan ke pengadilan.