kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bahaya mengintai pasien Covid-19 yang sudah sembuh, apa itu?


Senin, 07 Juni 2021 / 06:02 WIB
Bahaya mengintai pasien Covid-19 yang sudah sembuh, apa itu?
ILUSTRASI. Pasien Covid-19 yang sudah sembuh berisiko mengalami pembekuan darah karena sistem kekebalan yang terlalu aktif.


Sumber: The Straits Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan, pasien yang telah pulih dari Covid-19, terlepas dari tingkat keparahan penyakitnya, mungkin berisiko mengalami pembekuan darah karena sistem kekebalan yang terlalu aktif.

Melansir The Straits Times, pembekuan darah di arteri utama, terutama yang terkait dengan organ vital, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung, stroke, atau kegagalan organ.

Sampel darah dari 30 pasien sembuh dari Covid-19 ringan, sedang, dan berat diambil sebulan setelah mereka keluar dari rumah sakit.

Semuanya ditemukan memiliki kerusakan pembuluh darah, mungkin timbul dari respon imun yang bertahan lama, yang dapat memicu pembentukan bekuan darah.

Menurut Asisten Profesor Christine Cheung dari Fakultas Kedokteran Lee Kong Chian Universitas Teknologi Nanyang, Selasa (13/4/2021), sekitar sepatuh dari pasien memiliki risiko kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya, seperti diabetes dan hipertensi, yang menempatkan mereka pada risiko pembekuan darah yang lebih tinggi.

Baca Juga: Kabar baik, China setujui penggunaan darurat vaksin Sinovac pada anak dan remaja

Berbicara pada media briefing virtual, dia mencatat bahwa pasien ini juga memiliki disfungsi pembuluh darah yang lebih jelas dibandingkan dengan kelompok yang tidak memiliki risiko kardiovaskular.

Tim yang dipimpin oleh Prof Cheung, terdiri dari peneliti dari Lee Kong Chian School of Medicine, Agency for Science, Technology and Research (A*Star) Singapore Immunology Network (SIgN) dan National Center of Infectious Diseases (NCID).

Studi mereka diterbitkan dalam jurnal ilmiah eLife pada 23 Maret 2021.

Baca Juga: Seberapa lama tubuh Anda kebal terhadap infeksi Covid-19?



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×