Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Malki menambahkan, Houthi menggunakan Hodeidah untuk "meluncurkan rudal balistik, pesawat tak berawak, kapal yang dikendalikan dari jarak jauh, serta penyebaran ranjau laut tanpa pandang bulu."
Koalisi telah meminta warga sipil untuk menjauh dari lokasi yang jadi target dan menegaskan, operasi militer dilakukan dengan cara yang mengikuti hukum humaniter internasional dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.
“Kami telah melupakan serangan dan ketakutan dan tidur selama berbulan-bulan dengan damai. Tapi, malam ini suara ledakan dan pesawat menakut-nakuti kami saat mereka terus terbang melintasi langit kota," kata Mohammed Abdullah, penduduk Hodeidah, kepada Reuters.
Baca Juga: Trump: Ada opsi pamungkas yang artinya pergi perang
Pada Kamis (19/9) malam, koalisi menyebutkan, pihaknya telah mencegat dan menghancurkan kapal bermuatan bahan peledak yang diluncurkan dari Yaman oleh kelompok Houthi.
Houthi, yang telah mengancam untuk memperluas serangan ke Arab Saudi, pada masa lalu menargetkan kapal-kapal yang melintasi perairan Yaman. Persisinya, yang terletak di sisi Selat Bab al-Mandeb, mulut Selatan Laut Merah, salah satu rute kapal tanker minyak paling vital di dunia.
Serangan koalisi itu terjadi ketika AS dan Arab Saudi tengah mempertimbangkan tanggapan atas serangan terhadap fasilitas minyak negeri petro dolar. Washington dan Riyadh menuduh Iran ada di balik serangan tersebut. Tapi, Teheran menyangkal keterlibatannya.