Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - LOS ANGELES. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, ada banyak pilihan termasuk berperang dengan Iran, setelah Arab Saudi menunjukkan sisa-sisa drone dan rudal yang digunakan dalam serangan yang melumpuhkan fasilitas minyak negeri petro dolar itu.
“Ada banyak pilihan. Ada opsi pamungkas dan ada opsi yang jauh lebih sedikit dari itu. Dan, kami akan lihat," kata Trump kepada wartawan di Los Angeles, Rabu (18/9) waktu setempat, seperti dikutip Reuters. "Saya mengatakan opsi pamungkas, artinya pergi perang".
Trump, yang memberikan peringatan kepada Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk hati-hati dalam kunjungannya ke Arab Saudi, menggambarkan serangan itu sebagai "tindakan perang" terhadap pengekspor minyak terbesar di dunia tersebut.
Baca Juga: Fasilitasnya diserang, Saudi mempertimbangkan lokasi sekunder untuk IPO Aramco
Di akun Twitter-nya, Trump menyatakan, ia telah memerintahkan Departemen Keuangan AS untuk secara substansial meningkatkan sanksi terhadap Iran. Dan, Trump mengatakan kepada wartawan, langkah-langkah ekonomi dan hukuman atas Teheran akan Washington umumkan dalam waktu 48 jam.
Tweet Trump itu datang beberapa jam setelah Arab Saudi menyebutkan, serangan Iran adalah ujian global. Untuk memperkuat pernyataannya bahwa Iran bertanggungjawab, Arab Saudi kemarin menunjukkan puing-puing drone dan rudal yang merupakan bukti yang tidak bisa disangkal dari agresi Teheran.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Arab Saudi Kolonel Turki al-Malki dalam konferensi pers mengungkapkan, sebanyak 25 drone dan rudal digunakan dalam serangan yang disponsori oleh Iran tetapi tidak diluncurkan dari Yaman.
"Serangan itu diluncurkan dari Utara dan disponsori oleh Iran," katanya seperti dilansir Reuters, yang menambahkan, Iran Delta Wing, pesawat tidak berawak, digunakan sebagai tambahan untuk rudal jelajah.
Baca Juga: Jepang belum melihat keterlibatan Iran atas serangan kilang Saudi Aramco
Menurut Turki, penyelidikan tentang asal-usul serangan tersebut masih berlangsung dan hasilnya akan diumumkan kemudian.
Iran kembali membantah terlibat dalam serangan 14 September itu, yang menghantam fasilitas pemrosesan minyak mentah terbesar di dunia dan meruntuhkan setengah dari produksi Arab Saudi.