kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.621.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.439   -134,00   -0,82%
  • IDX 7.030   -79,14   -1,11%
  • KOMPAS100 1.029   -15,21   -1,46%
  • LQ45 811   -12,07   -1,47%
  • ISSI 210   -1,76   -0,83%
  • IDX30 421   -5,12   -1,20%
  • IDXHIDIV20 507   -5,69   -1,11%
  • IDX80 117   -2,09   -1,76%
  • IDXV30 121   -1,30   -1,06%
  • IDXQ30 139   -1,68   -1,20%

Bangladesh Resmi Ajukan Ekstradisi Mantan PM Sheikh Hasina dari India


Senin, 30 Desember 2024 / 19:03 WIB
Bangladesh Resmi Ajukan Ekstradisi Mantan PM Sheikh Hasina dari India
ILUSTRASI. Bangladesh secara resmi meminta India untuk mengekstradisi mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina guna menghadapi proses peradilan. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain


Sumber: TheIndependent.co.uk | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bangladesh secara resmi meminta India untuk mengekstradisi mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina guna menghadapi "proses peradilan," hampir lima bulan setelah ia melarikan diri ke New Delhi di tengah aksi protes anti-pemerintah yang berdarah.

Sheikh Hasina, yang digulingkan dari kekuasaan, telah tinggal di New Delhi sejak Agustus lalu setelah melarikan diri menggunakan helikopter ketika ribuan demonstran bergerak menuju Istana Kepresidenan di Dhaka. Demonstrasi tersebut berujung pada jatuhnya pemerintahan Awami League yang dipimpin Hasina.

Permintaan Resmi Bangladesh

Penasihat Urusan Luar Negeri Bangladesh, Touhid Hossain, mengonfirmasi bahwa Dhaka telah mengirim nota diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri India. Namun, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait "proses peradilan" yang dimaksud.

Baca Juga: Sheikh Hasina Akan Kembali ke Bangladesh Saat Pemilihan Umum Digelar

Pemerintahan sementara Bangladesh yang dipimpin oleh penerima Nobel, Muhammad Yunus, menuntut agar India mengembalikan Sheikh Hasina untuk diadili atas tuduhan "kejahatan terhadap kemanusiaan" selama protes anti-pemerintah, serta pelanggaran lain yang diduga terjadi selama 15 tahun kepemimpinannya yang dianggap otoriter.

Menurut pemerintah Yunus, sekitar 1.500 orang tewas dalam aksi protes yang terjadi pada Juli lalu, sementara 3.500 orang lainnya diduga menjadi korban penghilangan paksa selama pemerintahan Sheikh Hasina.

Latar Belakang Protes

Protes yang bermula dari gerakan mahasiswa menentang kuota pekerjaan sektor publik, berkembang menjadi kerusuhan paling mematikan sejak kemerdekaan Bangladesh pada 1971. Kepolisian dituduh melakukan penembakan terbuka terhadap demonstran, menambah ketegangan di negara tersebut.

Muhammad Yunus berjanji akan menegakkan keadilan bagi para korban. "Kami akan mengadili semua kejahatan yang terjadi selama 15 tahun terakhir," tegasnya.

Baca Juga: Perdana Menteri Bangladesh Kabur ke India, Merasa Tak Dihargai Rakyatnya

Pengadilan Kejahatan Internasional yang berbasis di Dhaka telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Sheikh Hasina dan sejumlah ajudannya. Pemerintah Bangladesh juga telah meminta bantuan Interpol untuk menangkap mantan perdana menteri tersebut.

Namun, langkah ini mendapatkan kritik dari putra Sheikh Hasina yang berbasis di AS, Sajeeb Wazed. Dalam pernyataannya di media sosial, ia menyebut pengadilan tersebut sebagai alat politik yang tidak adil. "Pengadilan kanguru ini hanyalah upaya untuk memburu kepemimpinan Awami League secara politis," ujarnya.

Respons India

Kementerian Luar Negeri India mengonfirmasi telah menerima permintaan resmi dari Bangladesh, namun belum memberikan detail lebih lanjut. Hubungan antara kedua negara yang sebelumnya erat kini memanas sejak Sheikh Hasina mencari perlindungan di New Delhi, di tengah kritik India atas kekerasan yang ditargetkan terhadap minoritas di Bangladesh.

Permintaan Dhaka ini datang dua minggu setelah kunjungan Sekretaris Luar Negeri India ke Bangladesh. Kedua pihak menyatakan harapan untuk memperbaiki hubungan dan melanjutkan kerja sama yang konstruktif.



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×