Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Kesenjangan gender dalam dunia kerja di Jepang masih tinggi. Perempuan yang bekerja di bank-bank ternama di Negeri Sakura ini rupanya digaji lebih murah dibanding pegawai laki-laki.
Menurut hasil penelitian Claudia Goldin, peraih nobel ekonomi di Jepang, rata-rata gaji pekerja perempuan di lima bank terbesar Jepang berdasarkan indeks acuan Topix, hanya 54,9% dari gaji pekerja laki-laki. Angka tersebut terungkap setelah Jepang mewajibkan publikasi kesenjangan upah berdasarkan gender sejak tahun 2022.
Tingkat partisipasi kerja perempuan di Jepang memang relatif tinggi, tapi banyak dari posisi yang mereka tempati adalah pekerjaan paruh waktu dan prospek untuk mendapatkan gaji atau pengembangan karir yang lebih baik sangat kecil.
Secara keseluruhan, Jepang merupakan salah satu negara dengan kesenjangan upah gender terburuk diantara negar-negara angggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Kesenjangan tertinggi ada di sektor perbankan, berdasarkan analisi terhadap 2.800 perusahan yang dilakukan firma advisory WTW.
Norma gender yang sudah mengakar di Jepang mengakibatkan keterwakilan perempuan dalam posisi pengambil keputusan di dunia bisnis maupun politik jauh tertinggal dari negara maju lainnya.
Baca Juga: Jadi Pembicara di Forum Global, Sri Mulyani Suarakan Pentingnya Kesetaraan Gender
Menurut laporan kesenjangan gender yang dirilis Forum Ekonomi Dunia pada 2023, Jepang berada di peringkat 125 dari 146 negara dengan kinerja terburuk dalam hal partisipasi perempuan dalam ekonomi dan pemberdayaan politik.
Yumiko Murao, profesor spesialis pasar tenaga kerja dan gender di Universitas Toyo menilai, kesetaraan gender tidak akan mengalami perubahan jika hanya mewajibkan perusahaan melakukan publikasi kesenjangan upah berdasarkan gender.
Buktinya, kata dia, pengungkapan jumlah perempuan dalam posisi kepemimpinan di masa lalu sudah pernah dilakukan tapi gagal membawa perubahan.
Menurutnya, yang harus dilakukan adalah perusahaan harus menganalisis data, membuat rencana perbaikan yang konkrit, melaksanakannya, dan selalu meninjau perkembangannya.
Sementara bank-bank menyebut, gaji perempuan lebih rendah karena kurang terwakili dalam jajaran manajerial perusahaan. Mereka juga disebut memiliki kecenderungan memilih pekerjaan dengan bayaran lebih rendah sejak perekrutan.
Perekrutan perbankan di Jepang mengenal dua jalur. Jalur pekerjaan yang diisi laki-laki dengan bayaran lebih tinggi karena memiliki tanggung jawabnya lebih besar serta memerlukan jam kerja yang panjang dan memiliki risiko relokasi mendadak ke berbagai wilayah di Jepang. Sedangkan jalur lain yang hampir seluruhnya dikelola perempuan dibayar lebih murah karena tanggung jawabnya kecil dan tidak ada program mutasi.
Baca Juga: Claudia Goldin Menangkan Hadiah Nobel Ekonomi Tahun 2023
Sumitomo Mitsui Banking Corp mengatakan sistem dua jalur telah menjadi faktor utama di balik kesenjangan tersebut. Oleh karena itu, bank ini mengaku sudah menghapus struktur tersebut sejak Januari 2020 dan berupaya untuk membawa lebih banyak perempuan ke dalam peran manajerial.
Mizuho Bank Ltd juga mengklaim sistem dua jalur sebagai penyebab utama kesenjangan gaji. Banyak laki-laki mengambil lebih banyak peran jalur karier yang mengharuskan pindah ke seluruh negeri. Sebagai hasilnya, mereka dibayar lebih besar.
Kelangkaan manajer perempuan merupakan tren yang terjadi di kalangan bisnis Jepang selain sektor keuangan. Hanya 12% posisi manajerial ditempati oleh perempuan, menurut survei Kementerian Tenaga Kerja untuk tahun yang berakhir Maret 2022. Survei yang sama menunjukkan bahwa di sekitar 40% perusahaan di Jepang, hanya laki-laki yang dipekerjakan untuk posisi yang sesuai dengan karier.
“Hal serupa juga terjadi pada perbankan. Perempuan lebih besar kemungkinannya untuk dipekerjakan pada posisi yang kurva pertumbuhan upahnya lebih datar dibandingkan laki-laki,” kata Nobuko Nagase, profesor ekonomi tenaga kerja di Universitas Ochanomizu di Tokyo.
Bahkan, kata dia, perempuan yang dipekerjakan pada posisi dengan kurva pertumbuhan upahnya lebih tinggi, promosi mereka juga jauh lebih lambat.