CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.864   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.154   -60,74   -0,84%
  • KOMPAS100 1.093   -9,20   -0,83%
  • LQ45 871   -4,59   -0,52%
  • ISSI 216   -2,25   -1,03%
  • IDX30 446   -2,02   -0,45%
  • IDXHIDIV20 540   -0,02   0,00%
  • IDX80 125   -1,09   -0,86%
  • IDXV30 136   0,18   0,13%
  • IDXQ30 149   -0,27   -0,18%

Bank Dunia ingatkan G20: Negara-negara miskin di dunia terancam krisis pangan


Selasa, 21 April 2020 / 22:27 WIB
Bank Dunia ingatkan G20: Negara-negara miskin di dunia terancam krisis pangan
ILUSTRASI. Ahli ekonomi Indonesia Mari Elka Pangestu menjawab pertanyaan saat wawancara ekslusif dengan Kantor Berita Antara di Wisma Antara, Jakarta, Selasa (4/2/2020). Mantan Menteri Perdagangan tersebut akan menjabat sebagai Direktur Pelaksana World Bank di Washi


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON. Bank Dunia (World Bank) mengingatkan negara-negara anggota G20 akan ancaman ketahanan pangan bagi orang miskin dan meminta berhenti menimbun makanan. 

Bank Dunia memberi tahu bahwa negara-negara termiskin di dunia tengah menghadapi kerawanan pangan dan malnutrisi akibat pandemi virus corona.

Baca Juga: Inilah 25 beleid kemudahan berinvestasi untuk dongkrak peringkat EoDB Indonesia

Mengutip Reuters, Selasa (21/4), Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan Bank Dunia, Mari Elka Pangestu, mengatakan, negara-negara termiskin di dunia tengah menghadapi penurunan pendapatan valuta asing di tengah pembatasan ekspor makanan dan gangguan rantai pasokan. Hal ini berpotensi memicu ancaman ketahanan pangan.

Karena itu, ia menggarisbawahi perlunya kerjasama global untuk mencegah krisis pangan di negara-negara yang paling rentan.

Hal itu dikatakan Mantan Menteri Perdagangan Indonesia ini dalam sambutannya pada pertemuan online para menteri pertanian dari Kelompok 20 negara ekonomi utama dunia.

Baca Juga: Prospek reksadana pendapatan tetap tak terganjal tingkat suku bunga yang ditahan

"Menahan diri dari memberlakukan pembatasan ekspor dan menghindari hambatan impor yang tidak perlu dan menimbun stok," katanya.

Mari menambahkan bahwa produksi biji-bijian global dan stok mendekati titik tertinggi sepanjang masa, karena membuat pembatasan ekspor makanan dinilai tidak perlu.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×