kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.171.000   -3.000   -0,14%
  • USD/IDR 16.770   45,00   0,27%
  • IDX 8.041   -85,89   -1,06%
  • KOMPAS100 1.115   -15,24   -1,35%
  • LQ45 796   -13,08   -1,62%
  • ISSI 280   -3,76   -1,33%
  • IDX30 418   -6,67   -1,57%
  • IDXHIDIV20 480   -5,99   -1,23%
  • IDX80 122   -1,69   -1,37%
  • IDXV30 134   0,38   0,28%
  • IDXQ30 132   -1,76   -1,31%

Bank Eropa Siapkan Stablecoin Euro untuk Saingi Dominasi Dolar AS


Kamis, 25 September 2025 / 18:10 WIB
Bank Eropa Siapkan Stablecoin Euro untuk Saingi Dominasi Dolar AS
ILUSTRASI. Kantor pusat bank UniCredit-Banca di Roma terlihat di Roma, Italia, 30 September 2018. Konsorsium sembilan bank besar Eropa, mengumumkan pembentukan perusahaan baru yang akan meluncurkan stablecoin berbasis euro.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  FRANKFURT. Konsorsium sembilan bank besar Eropa, termasuk ING dan UniCredit, mengumumkan pembentukan perusahaan baru yang akan meluncurkan stablecoin berbasis euro. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi dominasi Amerika Serikat (AS) di pasar aset digital.

Stablecoin merupakan aset kripto yang nilainya dijaga tetap stabil karena didukung oleh mata uang tradisional. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaannya meningkat pesat, terutama untuk transaksi lintas negara dan pembayaran digital. Saat ini, token yang dipatok pada dolar AS masih mendominasi pasar global.

“Inisiatif ini akan memberikan alternatif nyata dari Eropa terhadap pasar stablecoin yang dikuasai AS, sekaligus berkontribusi pada kemandirian strategis Eropa di sektor pembayaran,” kata pernyataan konsorsium bank.

Baca Juga: Bank Pelat Merah Kompak Naikkan Bunga Deposito Dolar AS Jadi 4%

Perusahaan baru yang berbasis di Amsterdam itu ditargetkan meluncurkan stablecoin pada paruh kedua tahun depan.

Menurut data Bank Italia, penerbitan stablecoin global mencapai hampir US$ 300 miliar, tetapi stablecoin berbasis euro hanya sekitar US$ 620 juta. Ketimpangan ini membuat bank-bank Eropa semakin terdorong mempercepat langkah.

Meski demikian, Bank Sentral Eropa (ECB) masih bersikap hati-hati. Presiden ECB Christine Lagarde pada Juni lalu menegaskan bahwa stablecoin swasta bisa menimbulkan risiko terhadap stabilitas keuangan dan kebijakan moneter. 

Baca Juga: UU Kripto Baru Menjadi Upaya Trump Mengembalikan Dominasi Dolar AS

Ia mendorong lahirnya aturan hukum untuk mendukung penerbitan euro digital resmi sebagai alternatif yang lebih aman.

Di sisi lain, sejumlah bank komersial khawatir euro digital justru membuat nasabah menarik dananya dari bank dan menyimpannya di dompet digital yang dijamin ECB.

Selain ING dan UniCredit, bank lain yang bergabung dalam inisiatif ini adalah Banca Sella, KBC, DekaBank, Danske Bank, SEB, Caixabank, dan Raiffeisen Bank International. Konsorsium juga membuka peluang bagi bank lain untuk bergabung, sementara direktur utama perusahaan akan diumumkan dalam waktu dekat.

Laporan terbaru Deutsche Bank menyoroti meningkatnya penggunaan stablecoin berbasis dolar di negara-negara berkembang sebagai pengganti simpanan lokal maupun uang tunai. 

Baca Juga: Pernyataan Trump Memicu Dolar AS Menguat Sesaat

“Hal ini menciptakan dilema moneter global: negara-negara harus mengadopsi stablecoin atau tertinggal. Eropa berada di bawah tekanan khusus,” tulis laporan tersebut.

Sebelumnya, Societe Generale melalui anak usahanya, SG-FORGE, juga telah meluncurkan stablecoin berbasis euro pada 2023. 

Namun adopsinya masih terbatas dengan nilai beredar hanya 56,2 juta euro. Tahun ini, bank asal Prancis itu bahkan merilis stablecoin berbasis dolar AS.

Selanjutnya: Belum Ada Persetujuan AS, Begini Kelanjutan Rencana Pajak Google Hingga Netflix

Menarik Dibaca: 12 Tanda-Tanda Terlalu Banyak Makan Gula yang Harus Anda Waspadai, Apa Saja?




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×