Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. China dilaporkan tengah menimbang peluncuran stablecoin berbasis yuan, dengan uji coba awal di Hong Kong dan Shanghai.
Langkah ini mengejutkan banyak pihak, mengingat selama bertahun-tahun Beijing dikenal keras menindak aktivitas kripto, sembari mendorong penggunaan mata uang digital bank sentral (CBDC), yakni yuan digital.
Informasi tersebut pertama kali diberitakan pada Rabu lalu, dan mengindikasikan ambisi China untuk memperkuat peran yuan dalam sistem keuangan internasional. Namun, para analis menilai jalan menuju kesuksesan stablecoin yuan tidak akan mudah.
Peran Baru Stablecoin Yuan di Tengah Dominasi Alipay dan WeChat Pay
Menurut Martin Chorzempa, peneliti senior di Peterson Institute for International Economics, dominasi Alipay dan WeChat Pay dalam transaksi sehari-hari membuat yuan digital sulit menembus pasar domestik.
Baca Juga: BlackRock Perbesar Kepemilikan Ethereum
Hal ini membuka peluang baru bagi stablecoin yuan, terutama untuk pembayaran lintas batas (cross-border payments). Chorzempa menilai, stablecoin yuan bisa berperan dalam memfasilitasi transfer dana internasional di luar jalur perbankan tradisional.
Namun, ia juga menyoroti dilema utama: “Jika stablecoin yuan tetap membawa restriksi, pengawasan, dan kontrol ketat seperti bentuk yuan saat ini, maka kemungkinan besar tidak akan menarik dibandingkan stablecoin berbasis dolar AS yang lebih bebas digunakan,” ujar Chorzempa.
Dominasi Dolar dalam Pasar Stablecoin
Dari sisi pasar, tantangan stablecoin yuan juga sangat besar. Patrick Tan, CEO firma intelijen blockchain ChainArgos, menegaskan bahwa saat ini 98% stablecoin dan transaksi stablecoin berbasis dolar AS.
Bahkan, di bursa kripto terbesar dunia seperti Binance, OKX, hingga Bybit—yang memiliki hubungan erat dengan komunitas kripto di China—mata uang pilihan tetaplah stablecoin berbasis dolar.
Baca Juga: Uni Eropa Percepat Rencana Euro Digital di Tengah Regulasi Baru AS
Menurut Tan, masalah mendasarnya adalah daya tarik yuan itu sendiri: “Jika China ingin membuat yuan digital atau stablecoin yuan menarik, maka yuan itu sendiri harus lebih atraktif. Itu memerlukan reformasi politik dan ekonomi besar-besaran, yang dalam iklim saat ini di China, sangat sulit dilakukan.”
Tantangan Geopolitik dan Masa Depan Uang Digital
Baik berhasil maupun tidak, langkah China mempertimbangkan stablecoin yuan menegaskan satu hal penting: stablecoin kini bukan sekadar infrastruktur kripto, melainkan instrumen geopolitik.
Upaya Beijing ini berpotensi menantang dominasi dolar di masa depan, meskipun jalan yang ditempuh dipenuhi hambatan struktural dan ketidakpastian.